Bisnis.com, JAKARTA — PT Sucor Sekuritas tengah mendampingi persiapan empat perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun depan, yang dimulai dari perusahan afiliasi Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) pada 8 Januari 2024.
Selain RATU, Sucor Sekuritas turut menyiapkan tiga perusahaan lainnya untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Ketiga perusahaan lain itu berasal dari sektor tambang, healthcare dan e-commerce.
“Sektor e-commerce tapi ini bottom line-nya sudah positif, terus di sektor healthcare,” kata Presiden Direktur PT Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya saat ditemui di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Bernadus mengatakan empat perusahaan itu memiliki target penggalangan dana atau IPO proceed lebih dari Rp2 triliun.
Selain persiapan IPO, Sucor Sekuritas turut memiliki pipeline penjaminan emisi (underwriting) obligasi lebih dari 10 emiten pada tahun depan. Bernadus menargetkan 10 pipeline obligasi itu bisa menghimpun dana sekitar Rp8 triliun.
“Target penggalangan dana di kisaran area Rp8 triliun semuanya,” tuturnya.
Menurutnya, prospek penggalangan dana lewat obligasi dan IPO tahun depan bakal lebih menarik. Dia memperkirakan The Fed bakal menurunkan suku bunga 100 basis poin sampai dengan 150 basis poin.
Tren penurunan suku bunga itu, lanjutnya, bakal diikuti dengan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI). Situasi itu bakal membuat cost of fund perusahaan lebih murah dari periode tahun ini.
“Nah ini bisa berdampak instrumen obligasi korporasi akan menjadi lebih aktraktif. Selain itu dari sisi korporasi, ini juga akan menguntungkan, karena cost of fund mereka akan lebih murah,” kata dia.
Selain itu, dia memperkirakan sejumlah emiten bakal antusias untuk melakukan penggalangan dana lewat penerbitan obligasi atau surat utang.
“Kemudian kita lihat juga instrumen-instrumen semacam obligasi negara, yield-nya cukup tinggi. Tapi dengan nanti tahun depan cut rate, bond yield turun, obligasi korporasi akan menjadi pilihan yang menarik,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan sebanyak 25 perusahaan masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI per 13 Desember 2024.
Nyoman menuturkan dari 25 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, perusahaan yang bergerak pada sektor consumer non-cyclicals menjadi perusahaan yang paling banyak berada dalam pipeline, yaitu sebanyak tujuh calon perusahaan.
Sementara itu, tiga perusahaan dari sektor consumer cyclicals, tiga perusahaan dari sektor energi, tiga perusahaan dari sektor basic materials, dan dua perusahaan dari sektor finansial.
Selanjutnya, sebanyak dua perusahaan dari jasa kesehatan, tiga perusahaan sektor industri, serta dua perusahaan properti dan real estat. Adapun, belum ada perusahaan dari sektor teknologi, transportasi dan logistik, serta sektor infrastruktur yang masuk ke dalam pipeline terbaru.