Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mencatat surat utang korporasi senilai total Rp156,6 triliun akan jatuh tempo pada 2025. Obligasi jatuh tempo ini didominasi oleh sektor multifinance dan perbankan.
Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengatakan terdapat 127 perusahaan yang memiliki surat utang jatuh tempo pada 2025. Perinciannya, untuk obligasi jatuh tempo sebesar Rp129 triliun, sukuk mencapai Rp20,1 triliun, dan medium term notes (MTN) senilai Rp7 triliun.
“Sehingga total mencapai Rp156,6 triliun yang akan jatuh tempo pada tahun 2025,” ujarnya dalam pemaparan virtual, Rabu (11/12/2024).
Berdasarkan sektornya, sebanyak 22 perusahaan multifinance atau pembiayaan akan menghadapi jatuh tempo surat utang senilai total Rp29,7 triliun pada 2025.
Sektor berikutnya adalah perbankan. Berdasarkan data Pefindo, sebanyak 17 entitas perbankan mencatatkan surat utang jatuh tempo senilai Rp24,1 triliun. Posisi tersebut disusul sektor pulp and paper yang mencapai Rp20,2 triliun.
“Jadi yang paling banyak akan jatuh tempo adalah sektor multifinance dengan porsi 19% dan perbankan 15,4%. Pulp and paper juga akan jatuh tempo 12,9%,” kata Irmawati.
Baca Juga
Dengan kondisi ini, Irma memproyeksikan penerbitan surat utang pada 2025 akan berada di rentang Rp139 triliun – Rp155 triliun dengan titik tengah Rp144 triliun.
Proyeksi tersebut berlandaskan pada kebutuhan refinancing yang diperkirakan masih besar, seiring dengan nilai surat utang jatuh tempo yang masih besar pasca tingginya penerbitan dengan tenor pendek pada 2024.
“Selain itu, aktivitas sektor ekonomi diperkirakan masih kuat, suku bunga acuan lebih rendah, dan likuiditas lembaga keuangan yang ketat mendorong perusahaan mencari alternatif pendanaan, seperti obligasi korporasi,” kata Irmawati.
Dia menambahkan premi diperkirakan turut lebih stabil karena leverage keuangan yang baik akibat suku bunga lebih rendah. Adapun tantangannya meliputi risiko geopolitik, volatilitas keuangan, dan premi yang dapat meningkat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.