Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street ditutup menguat didorong oleh reli harga saham perusahaan teknologi global.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,2% dan indeks Nasdaq 100 melesat 1,1%. Saham Tesla Inc. memimpin penguatan dari kelompok saham mega caps sementara saham Apple Inc. menyentuh rekor tertinggi baru.
Reli di Wall Street dengan sejumlah saham teknologi menyentuh rekor seiring dengan antisipasi pelaku pasar terhadap rilis data ekonomi pekan ini. Selain itu, investor juga menantikan pernyataan dari Gubernur The Fed Jerome Powell tentang suku bunga.
Analis JP Morgan Chase & Co. Andrew Tyler mengatakan penguatan harga saham belakangan ini sudah seperti saat awal-awal era Dot-Com. Dia menilai indeks S&P 500 bahkan masih bisa menguat lagi.
"Prediksi paling populer saat ini indeks S&P 500 bisa menyentuh 6.200-6.300 bulan ini. Indeks S&P 500 menutup perdagangan Senin (2/12/2024) malu-malu di level 6.050," kata Tyler, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (3/12/2024).
Pekan ini, investor akan mencermati data upah (payrolls) di AS yang akan mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja di sana. Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell akan berbicara pada Rabu (4/12/2024) yang akan memetakan arah kebijakan moneter dengan pertimbangan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi.
Analis The Sevens Report Tom Essaye mengatakan pekan ini sangat penting untuk data-data ekonomi 2024.
"Jika hasilnya saling mengunci, maka investor bisa mengantisipasi 'soft landing' dan ada pemangkasan pada Desember. Ini akan membuat bulan Desember tetap positif," kata Essaye.
Adapun hasil yang saling mengunci maksudnya adalah ekonomi masih mampu menopang pertumbuhan kinerja perusahaan walaupun terbilang lemah untuk bisa mendorong pemangkasan suku bunga.
Analis Nationwide Mark Hackett mengatakan Desember secara historis memang selalu menjadi bulan berperforma terbaik kedua setelah November. Secara umum, pergerakan pasar pada Desember selalu bullish karena faktor musiman.
"Pendorong lainnya di bulan Desember termasuk kondisi keuangan, sentimen, hingga momentum," katanya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.