Bisnis.com, JAKARTA — PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menanggapi soal rencana dibangunnya pabrik BYD di Indonesia. Mereka percaya pembangunan pabrik produsen mobil listrik tersebut akan menurunkan harga kendaraan listrik dan membantu ekspansi armada mereka.
Presiden komisaris Bluebird Group Holding Noni Purnomo mengatakan perusahaan telah menargetkan kendaraan listrik mencapai 3% dari armadanya pada tahun depan. Kemudian secara bertahap meningkatkan jumlahnya menjadi 20% pada 2030.
"Kami sangat senang bahwa BYD sekarang berinvestasi di Indonesia. Kami berharap segera harga kendaraan listrik akan turun secara signifikan," kata Purnomo dikutip dari Bloomberg pada Rabu (27/11/2024).
Blue Bird mengoperasikan taksi listrik pertamanya pada 2019. Perusahaan tersebut memiliki hampir 23.000 kendaraan pada akhir 2023, dengan kendaraan listrik menyumbang sekitar 1%, menurut laporan tahunan terbarunya. Tingginya harga kendaraan listrik telah menghambat upaya perusahaan untuk memperluas armada listriknya.
"Kami tertinggal dalam penerapan kendaraan listrik. Saat ini harganya sekitar tiga setengah kali lipat dari harga mesin pembakaran," kata Purnomo.
Sebelumnya, Blue Bird mengatakan akan beralih ke BYD, untuk sebagian besar armada kendaraan listriknya dengan biaya yang lebih rendah.
Baca Juga
Di sisi lain, BYD telah membangun pabrik yang berlokasi di Subang Smartpolitan, Jawa Barat dan ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2026. Fasilitas manufaktur BYD itu mampu memproduksi 150.000 unit mobil listrik per tahun.
Adapun, Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya (SCS), entitas dari PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA).
Total investasi di Indonesia, BYD mengincar lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp15,5 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).
Saat ini ada empat model mobil BYD yang tersedia di Indonesia. Di antaranya yaitu BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 di segmen SUV, lalu Hatchback BYD Dolphin), serta sedan BYD Seal.