Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp15.663 per Dolar AS

Rupiah menguat 0,06% atau naik 9 poin ke level Rp15.663 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS menguat ke level 105,00.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Senin (11/11/2024), selepas The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Kamis (7/11/2024) waktu setempat. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,06% atau naik 9 poin ke level Rp15.663 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS menguat 0,01% ke level 105,00. 

Di sisi lain, sebagian mata uang asia lainnya justru dibuka melemah. Yen Jepang dibuka melemah 0,36%, begitu pula dolar Hong Kong dibuka susut 0,37%. 

Selain itu, dolar Singapura dan dolar Taiwan masing-masing susut 0,08% dan 0,28%. Begitu pula peso Filipina dan ringgit Malaysia masing-masing melemah 0,40% dan 0,43% terhadap dolar AS. 

Sementara itu, won Korea Selatan dan yuan China mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,18% dan 0,09%. Adapun, baht Thailand ikut menguat 0,04%. 

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (8/11/2024), rupiah ditutup menguat 0,43% atau 68 poin ke posisi Rp15.672 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,01% ke posisi 104,5. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan akhir pekan lalu itu, pergerakan rupiah dipengaruhi sejumlah sentimen.

Dari luar negeri, rupiah mendapatkan sentimen positif dari pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin menjadi 4,5% hingga 4,75%. 

Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dan The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun dengan hati-hati.

Meski begitu, masih terdapat sentimen negatif dari kemenangan Donald Trump dalam kontestasi Pilpres AS. Sebab, kebijakan Trump ke depan yang dinilai akan lebih proteksionis. Sentimen kemenangan Trump juga diproyeksikan akan mengkhawatirkan perekonomian negara berkembang salah satunya, Indonesia. 

Oleh karena itu, Pemerintah RI dan Bank Indonesia dinilai perlu mengantisipasi efek Trump yang dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga kebijakan pengetatan suku bunga AS. 

Selain itu, pemerintah juga perlu mengedepankan program yang sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal. Rencana pengurangan dan realokasi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat. 

Seiring dengan beberapa sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan untuk perdagangan Senin (11/11/2024), mata uang rupiah diproyeksikan fluktuatif, tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.600-Rp15.690 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper