Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah dan terkoreksi 0,40% sejak awal tahun. Salah satu penyebab dari pelemahan ini menurut Mandiri Sekuritas adalah pergerakan dari investor asing.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menuturkan jika berbicara mengenai investasi investor asing pada pasar modal di Indonesia, maka sebanyak 35% investasi di pasar modal adalah investasi dari investor asing.
"Investasi mereka ini sangat terbatas atau sensitif pada geopolitik. Misalnya sekarang Trump menang, semua pindah ke sana," ujar Oki dalam Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2024 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Menurut Oki, saat ini pasar modal Indonesia tidak lebih diuntungkan daripada pasar modal negara lain. Menurut Oki, 35% investor asing tersebut lebih memilih untuk memasukkan portofolionya ke pasar negara lain.
Hanya saja, lanjut Oki, hal ini merupakan sebuah siklus karena tipikal investor pengelola dana bukanlah tipe investor jangka panjang.
"Tipikal hedge fund bukan long term investor. Jadi tergantung marketnya. Hal ini memberikan peluang juga, buat investor lokal," ucap Oki.
Baca Juga
Dengan kondisi ini, Oki masih yakin dan optimistis pasar modal Indonesia akan melakukan rebound. Menurutnya, pasar modal Indonesia telah melewati berbagai macam krisis.
"Mungkin hari ini market jatuh, tapi besok dan hari-hari selanjutnya bisa jadi naik. Enggak semua saham ikut dinamika global market," tuturnya.
Adapun apabila melihat pergerakan bursa-bursa di Asia Tenggara lainnya, pergerakan Bursa Indonesia menjadi yang paling terpuruk dibandingkan bursa-bursa negara tetangga.
IHSG berada di posisi keenam, dari enam negara di Asia Tenggara. Gerak IHSG yang terkoreksi menjadi negatif 0,40% merupakan yang terendah setelah Bursa Thailand dengan SET Index yang masih melaju positif 3,8% secara year to date.
Sementara itu, di Asia Pasifik, posisi IHSG hanya unggul dari indeks Korea Selatan, KOSPI yang telah melemah 3,41% sejak awal tahun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.