Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), yang jor-joran investasi bangun Bandara Dhoho hingga Rp15 triliun, mencatatkan kinerja laba bersih yang jeblok serta pendapatan yang juga menyusut per kuartal III/2024.
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Rabu (30/10/2024), GGRM telah meraup pendapatan sebesar Rp73,89 triliun per kuartal III/2024, turun 9,6% secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp81,74 triliun.
Pendapatan GGRM diraup paling banyak dari pasar lokal sebesar Rp72,78 triliun per kuartal III/2024, turun 9,69% yoy. Sementara, pendapatan ekspor mencapai Rp1,11 triliun, turun 3,47% yoy.
Gudang Garam membukukan biaya pokok pendapatan sebesar Rp66,57 triliun per kuartal III/2024, susut 5,34% yoy. Laba bruto pun menjadi Rp7,32 triliun, susut 35,84% yoy.
Setelah dikurangi beban usaha, beban lainnya, hingga pengaruh dari rugi atau laba kurs bersih maka laba usaha menjadi Rp1,81 triliun, turun 70,75% yoy.
Kemudian, setelah dikurangi beban pajak penghasilan serta beban bunga, Gudang Garam membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas pemilik Rp992,2 miliar, jeblok 77,73% yoy.
Baca Juga
Adapun, Gudang Garam telah meraup aset sebesar Rp85,54 triliun hingga periode yang berakhir pada 30 September 2024. Aset perseroan susut dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp92,45 triliun.
Total liabilitas pun susut menjadi Rp23,69 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp31,58 triliun.
Sementara itu, total ekuitas emiten berkode saham GGRM naik menjadi Rp61,85 triliun per kuartal III/2024, naik dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp60,86 triliun.
GGRM mencatatkan arus kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp3,11 triliun per kuartal III/2024, susut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,56 triliun.
Seiring dengan kinerja keuangan yang jeblok, harga saham GGRM di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun anjlok. Berdasarkan data RTI Business, harga saham GGRM turun 3,36% ke level Rp1.437 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini, Rabu (30/10/2024).
Harga saham GGRM pun turun 7,26% dalam sepekan perdagangan dan turun 10,58% dalam sebulan perdagangan. GGRM pun masih di zona merah, di mana harga saham ambrol 29,27% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Sebagai informasi, dua pekan sebelumnya atau tepatnya 18 Oktober 2024, menjelang pelantikan presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Bandara Dhoho di Kediri yang dibangun oleh taipan Susilo Wonowidjojo, bos emiten rokok Gudang Garam diresmikan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Adapun, Susilo Wonowidjojo, konglomerat bos rokok Gudang garam telah menyuntikkan dana lebih dari Rp14 triliun untuk membangun bandara Dhoho yang diharapkan dapat segera melayani haji dan umrah.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (24/10/2024), GGRM kembali menyuntikkan modal senilai Rp300 miliar kepada anak usaha sekaligus pengelola Bandara Dhoho yakni PT Surya Dhoho Investama.
Corporate Secretary Gudang Garam Heru Budiman mengatakan perseroan kembali melakukan tambahan modal senilai Rp300 miliar sehingga modal ditempatkan dan disetor di PT Surya Dhoho Investama (SDHI) mencapai Rp14,3 triliun.
Dari jumlah itu, GGRM menggenggam 14,29 juta saham atau setara Rp14,29 triliun sedangkan kepemilikan SDHI sebanyak satu lembar saham atau senilai Rp1 juta.
“Dengan penambahan modal ditempatkan modal disetor SDHI tersebut, maka modal dasar SDHI juga ditingkatkan dari semula Rp14 triliun menjadi Rp15 triliun,” ujar Heru dalam keterbukaan informasi, Kamis (24/10/2024).
Adapun, Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur diresmikan mantan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sejak 18 Oktober 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.