Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik Dobel Digit, Saham Summarecon Agung (SMRA) Masuk Indeks LQ45

Saham emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) masuk ke dalam jajaran konstituen indeks bergengsi LQ45 periode 01 November 2024—31 Januari 2025.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) masuk ke dalam jajaran konstituen indeks bergengsi LQ45 periode 01 November 2024—31 Januari 2025 berdasarkan hasil evaluasi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Oktober 2024.

Di lantai bursa, saham SMRA parkir di level Rp620 per saham hingga Jumat (25/10/2024). Saham SMRA sudah naik 13,76% dalam 3 bulan atau 22,77% dalam 6 bulan. 

Harga tersebut mencerminkan rasio price to earnings (PER) 6,78 kali dan price to book value (PBV) sebesa 0,98 kali. Adapun, kapitalisasi pasar pengembang properti Summarecon itu mencapai Rp10,24 triliun.

Menurut catatan Bisnis, manuver SMRA di lantai bursa juga diwarnai oleh rumor terkait dengan initial public offering (IPO) dari anak usaha Summarecon yakni PT Summarecon Investment Property (SMIP) yang disebut-sebut semakin dekat. Dalam laporan keuangan perseroan pada akhir Juni lalu, terdapat pengeluaran sebesar Rp11,13 miliar untuk biaya IPO entitas anak.

SMRA juga baru saja menuntaskan transaksi nontunai (inbreng) ke SMIP senilai Rp8 triliun. Perinciannya, tanah dan bangunan sebesar Rp7,68 triliun, mesin dan perlengkapan mencapai Rp219,17 miliar, dan aset lainnya dengan nominal Rp96,02 miliar.

Tim Riset Stockbit menyebutkan penjualan Summarecon Mal Kelapa Gading kepada SMIP merupakan bagian dari restrukturisasi untuk mempersiapkan anak usaha melantai di bursa.

“Faktor ini, ditambah dengan pemotongan suku bunga dari The Fed dan Bank Indonesia, membuat kami beropini bahwa SMRA akan segera melakukan IPO untuk SMIP yang berpotensi unlock value bagi perseroan,” tulis Stockbit.

Analis CGS International Baruna Arkasatyo juga memberikan pandangan serupa. Menurutnya, transfer aset yang dilakukan SMRA meningkatkan indikasi IPO lantara SMIP kini memiliki semua aset pendapatan berulang atau recurring income perseroan.

Di sisi fundamental, SMRA baru-baru ini melaporkan telah menambah setoran modal kepada anak usahanya, PT Summarecon Property Developement (SMPD) sebesar Rp485,57 miliar. 

Penambahan modal itu setara dengan 485.570.000 saham yang berasal dari pengeluaran saham portepel sehingga modal ditempatkan dan modal disetor perseroan dalam SMPD menjadi Rp5,05 triliun, yang semula sebesar Rp4,56 triliun.

“Selain melakukan penambahan modal ditempatkan dan modal disetor, SMPD juga melakukan penambahan modal dasar yang semula Rp6 triliun menjadi sebesar Rp7 triliun,” tulis Corporate Secretary SMRA Lydia Tjio lewat keterbukaan informasi, Kamis (10/10/2024).

Lewat penambahan modal ini, SMRA memegang 5,05 miliar saham di SMPD, dari posisi sebelumnya 4,56 miliar saham. Sisanya 1 lembar saham dipegang PT Bahagia Makmursejati.

Seperti diberitakan sebelumnya, emiten properti SMRA mencetak laba bersih Rp753,68 miliar pada semester I/2024 alias meningkat 70,50% secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni 2024, kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh kinerja pendapatan yang meraih Rp5,67 triliun atau tumbuh 89,56% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Capaian pendapatan itu dikontribusikan oleh segmen penjualan rumah ke pihak ketiga sebesar Rp3,5 triliun, melesat 191,16% dari capaian tahun lalu yakni Rp1,2 triliun. Adapun pendapatan dari segmen mal dan ritel mencapai Rp959,58 miliar, naik 24,55%.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan dan beban langsung SMRA juga meningkat 88,39% YoY menjadi Rp2,69 triliun. Hal ini membuat perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp2,97 triliun, bertumbuh 90,64% secara tahunan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper