Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp3 triliun hingga kuartal III/2024 akibat beban keuangan yang meningkat.
Melansir laporan keuangan akhir September 2024 yang dikutip Kamis (17/10/2024), WSKT mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp6,78 triliun sepanjang Januari-September 2024.
Realisasi itu turun 13,22% secara tahunan disebabkan oleh pendapatan segmen jasa konstruksi yang terkoreksi 24,76% year on year (YoY), atau dari posisi Rp6,31 triliun menjadi Rp4,75 triliun.
Seiring dengan pendapatan yang menurun, beban pokok Waskita turut mengalami koreksi sebesar 18,32% YoY menjadi Rp5,75 triliun.
Hal tersebut membuat emiten BUMN Karya ini mencetak laba kotor senilai Rp1,03 triliun per kuartal III/2024. Jumlah tersebut meningkat 33,18% dari tahun sebelumnya.
Namun, setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, WSKT menorehkan rugi bersih Rp3 triliun atau naik dari posisi tahun lalu sebesar Rp2,83 triliun. Rugi per saham juga meningkat dari sebelumnya Rp98,39 menjadi Rp104,22.
Salah satu penyebab tergerusnya laba Waskita datang dari beban keuangan yang mencapai Rp3,45 triliun sepanjang Januari – September 2024. Beban ini meningkat 9,13% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp3,16 triliun.
Baca Juga : Beda Nasib Waskita (WSKT) Pada 2 Periode Jokowi |
---|
Selain itu, bagian rugi bersih yang berasal dari entitas asosiasi dan ventura bersama juga mengalami kenaikan dari Rp226,79 miliar menjadi Rp304,09 miliar per kuartal III/2024.
Dari sisi neraca keuangan, WSKT membukukan total aset Rp88,67 triliun hingga akhir September 2024 atau menguap 7,24% year to date (YtD). Liabilitas juga turun 4,06% YtD menjadi Rp80,58 triliun, sedangkan ekuitas ambles 30,26% YtD ke Rp8,09 triliun.
Arus kas setara kas perseroan pada akhir periode September 2024 tercatat mencapai Rp1,36 triliun, atau turun secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,51 triliun.
Dalam perkembangan terkini, PT Pemerintah Efek Indonesia atau Pefindo menyematkan peringkat idSD atau selective default kepada Waskita akibat belum membayar utang obligasi dengan nilai mencapai Rp1,36 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menjelaskan bahwa hasil pemeringkatan tersebut dikarenakan perseroan belum menyelesaikan pembayaran Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV Seri B Tahun 2019.
“Pefindo menyatakan bahwa peringkat perusahaan dapat ditingkatkan ketika Waskita berhasil menyelesaikan restrukturisasi obligasi dan menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial secara berkelanjutan,” ujarnya.
Terkait penyelesaian utang itu, Hanugroho mengatakan perseroan terus berupaya membuka jalur komunikasi intensif kepada pemegang obligasi agar dapat mencapai kesepakatan bersama dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) selanjutnya.
Perseroan telah menggelar RUPO terkait Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 pada 4 Oktober 2024. Namun, pemegang obligasi tidak menyepakati skema perubahan perjanjian yang diusulkan WSKT.