Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan kabar terbaru terkait dengan rencana spin off saham anak usahanya PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Aksi korporasi itu termasuk skema penawaran umum perdana saham AAI.
Wakil Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Christian Ariano Rachmat dan Direktur Adaro Energy Indonesia Michael William P. Soeryadjaya menyampaikan perseroan berencana melakukan transaksi penjualan sebanyak-banyaknya 7.008.202.240 saham atau 7 miliar saham AAI melalui skema Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS). Skema tersebut merujuk pada Peraturan OJK No.76/2017.
“PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan atau berkesinambungan dengan proses penawaran umum perdana saham AAI,” papar Christian dan Michael dalam keterbukaan informasi, Kamis (17/10/2024).
Segera setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham AAI tersebut, kepemilikan saham ADRO dalam AAI diperkirakan terdilusi menjadi sebesar 90% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor AAI.
ADRO mencatat total aset AAI senilai US$5,43 miliar setara dengan 52,9% total aset perseroan US$10,26 miliar. Adapun, pendapatan AAI US$2,65 miliar setara dengan 89,4% pendapatan perseroan US$2,97 miliar dan laba bersih AAI US$922,76 juta (termasuk nonrecurring gain US$322,93 juta) setara dengan 104,8% laba bersih ADRO US$880,18 juta.
“Nilai rencana transaksi secara keseluruhan serendah-rendahnya US$2,44 miliar dan setinggi-tingginya US$2,62 miliar,” ungkap manajemen Adaro.
Baca Juga
Harga penawaran PUPS adalah sebesar Volume Weighted Average Price (Harga Rata-Rata Tertimbang) yang terbentuk setelah penutupan perdagangan pada hari pencatatan saham AAI di bursa.
ADRO mengungkap harga penawaran final merujuk pada dua ketentuan. Pertama, serendah-rendahnya akan menggunakan harga pasar wajar saham AAI berdasarkan hasil penilaian dari penilai independen. Kedua, setinggi-tingginya sebesar 107,5% dari hasil penilaian dari Penilai Independen, sesuai dengan batasan kewajaran yang diatur POJK 35/2020.
Manajemen emiten yang dikendalikan oleh Garibaldi ‘Boy' Thohir itu menambahkan rencana transaksi itu diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis nonbatu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.
Lebih lanjut, pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau ADRO untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak dan biaya pendanaan yang lebih kompetitif.
Selain itu, ADRO mengharapkan aksi korporasi emiten Boy Thohir tersebut memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.