Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten batu bara afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) menegaskan divestasi PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) tidak mengganggu bisnis dan operasional perseroan.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ADRO menjelaskan tengah menunggu tanggapan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap keterbukaan informasi yang diumumkan perseroan pada 11 September 2024. Manajemen juga menjelaskan divestasi ini tak berdampak pada operasional ADRO.
"Hal tersebut mengingat perseroan menjalankan kegiatan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen, sehingga perseroan tetap dapat melakukan investasi pada bidang-bidang energi lainnya," ujar Manajemen ADRO, Rabu (2/10/2024).
ADRO melanjutkan setelah divestasi AAI, secara terkonsolidasi ADRO masih memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan batuan, energi, utilitas, dan infrastruktur pendukung, serta pengolahan mineral yang didukung oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya.
Ke depannya, ADRO berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan beberapa proyek yang dapat mendukung ekonomi hijau yang sedang dikembangkan di Indonesia.
Baca Juga : Prospek Adaro Energy (ADRO) Dibayangi Sentimen Gerak Harga Batu Bara dan Estimasi Dividen 2024 |
---|
ADRO melanjutkan divestasi AAI tidak akan mengganggu kelangsungan usaha perseroan. ADRO akan memfokuskan kegiatan usahanya pada bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau.
Menurut manajemen, rencana transaksi dapat membantu bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau ADRO untuk mendapatkan akses yang lebih luas terhadap sumber pembiayaan, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, serta memberikan akses yang lebih baik ke rekanan bisnis potensial peringkat atas untuk proyek-proyek ramah lingkungan yang sedang dikembangkan oleh ADRO.
"Bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau perseroan merupakan bisnis yang tidak tergantung kepada bisnis batu bara termal dan berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan bagi perseroan ke depannya, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada pendapatan dan laba bersih," ucap manajemen.
ADRO juga menuturkan berencana untuk terus secara strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada bisnis non-batu bara termal. Hal ini dilihat akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi perseroan di seluruh fase siklus bisnis, serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang perseroan.
Lebih lanjut, ADRO juga menegaskan tidak mengalami perubahan kegiatan usaha setelah pelepasan AAI. ADRO secara terkonsolidasi masih tetap memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan batuan, serta pengolahan mineral melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), energi, utilitas dan infrastruktur pendukung yang ditopang oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya.
Selain itu, proyek-proyek yang masih berjalan setelah pelepasan AAI adalah proyek-proyek yang saat ini sedang dijalankan oleh pilar Adaro Minerals di bawah ADMR, dan pilar Adaro Green.
Proyek tersebut di antaranya adalah proyek pengembangan pertambangan batu bara metalurgi, proyek pengolahan aluminium dengan kapasitas 500ktpa di Kaltara Industrial Park, proyek pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas 70MW di Kalimantan Selatan, dan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 1.375MW di Kalimantan Utara.