Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkominfo Tanggapi Rumor Aplikasi Temu Akuisisi Bukalapak (BUKA)

Menkominfo Budi Arie Setiadi buka suara mengenai rumor Temu yang akan mengakuisisi Bukalapak (BUKA).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat ditemui di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (19/7/2024). -Bisnis/Rika Anggraeni.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat ditemui di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (19/7/2024). -Bisnis/Rika Anggraeni.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menanggapi kabar perusahaan asal China, Temu yang dirumorkan akan mengakuisisi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).

Budi Arie menuturkan keberadaan Temu dapat menghancurkan UMKM apabila jadi masuk ke Indonesia. Pasalnya, Temu menjalankan kegiatan jual beli dengan menjual barang dari pabrik langsung kepada konsumen, tanpa melalui perantara penjual atau seller.

"Kalau mereka begitu model bisnisnya, akan menghancurkan UMKM kita," ucap Budi, Selasa (8/10/2024).

Budi melanjutkan saat ini Indonesia masih perlu meningkatkan produksi dalam negeri, agar lapangan pekerjaan dapat terbuka.

"Nanti kita lihat [jika Temu akuisisi Bukalapak]," ujarnya.

Adapun Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli dalam risetnya menjelaskan BUKA menjadi target akuisisi yang ideal bagi Temu karena kehadirannya yang kuat di wilayah Tier 2, keseuaian dengan jajaran produk Temu, dan potensi untuk menghidupkan kembali segmen lokapasarnya.

"Kenaikan harga saham BUKA baru-baru ini mencerminkan sentimen positif pasar terkait potensi akuisisi," tulis Christopher.

Dia melanjutkan, pihaknya meyakini BUKA kemungkinan akan menuntut harga lebih dari nilai kasnya jika kesepakatan untuk seluruh entitas BUKA terjadi.

Mirae Asset Sekuritas juga percaya bahwa Temu kemungkinan hanya tertarik pada segmen marketplace BUKA, karena aset lainnya dianggap tidak relevan.

"Karena akuisisi potensial ini masih bersifat spekulatif, realisasinya diperlukan untuk menilai nilai sebenarnya. Jika berhasil, hal ini dapat menghidupkan kembali Bukalapak, menawarkan stabilitas yang sangat dibutuhkan dan sentimen positif setelah perubahan manajemen serta hasil kuartal kuartal II/2024 yang mengecewakan," ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper