Bisnis.com, JAKARTA— Prospek pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin (30/9/2024), mengantisipasi berlanjutnya capital flight ke pasar saham Asia Timur, seperti China dan Hong Kong. Saham-saham apa saja yang bakal prospektif?
Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan sepekan terakhir investor asing mencatatkan penjualan Rp4,3 triliun. Tercatat asing melakukan penjualan terbesar di saham BBRI, BREN, BMRI dan BBCA.
Hal itu dinilai mengindikasikan pengurangan posisi investor asing di Indonesia dan berpotensi pindah ke China sejalan dengan penerapan stimulus jumbo People’s Bank of China (PBoC).
Seperti diketahui, People's Bank of China (PBoC) menerbitkan stimulus kebijakan moneter untuk menopang target pertumbuhan ekonomi pada 24 September 2024. Stimulus tersebut mencakup penurunan suku bunga 7DRR menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,7%, penurunan giro wajib minimum perbankan sebesar 50 basis poin.
Kebijakan moneter itu ditempuh PBoC untuk meningkatkan likuiditas sebesar US$142 miliar. PBoC juga menyampaikan potensi penurunan lanjutan sebesar 25-50 bps dan tambahan US$$114 miliar stimulus likuiditas untuk pasar saham dan relaksasi KPR senilai total US$$5,2 triliun dan mempermudah aturan pembelian rumah kedua dengan penurunan DP menjadi 15% dari 25%.
"Bursa saham China dan Hong Kong mengalami lonjakan kenaikan setelah stimulus ini,” jelasnya dalam riset, dikutip Senin (30/9/2024).
Merujuk data mingguan BEI, Hang Seng Index Hong Kong melonjak 13% dan SSE Composite Index China melesat 12,81% dalam sepekan terakhir. Kinerja positif itu kontras dengan IHSG yang melemah 0,6% dan STI Singapore yang turun 1,42% pada periode yang sama.
“Dampaknya ke Indonesia, jika ekonomi China membaik karena stimulus ini maka demand perdagangan akan kembali naik terutama untuk permintaan mineral logam. Alasannya jelas, China merupakan konsumen utama untuk komoditas dunia. China merupakan pangsa pasar ekspor terbesar dari Indonesia," papar Angga.
IHSG diprediksi fluktutif tetapi berisiko ditutup melemah di kisaran 7.600-7.800 pada perdagangan hari, Senin (30/9/2024), terimbas aksi jual investor asing dan adanya indikasi profit taking para pelaku pasar.
Dengan stimulus China itu, lanjutnya, rotasi sektor mulai terjadi dari sektor perbankan ke sektor komoditas dan mineral logam, seperti saham-saham MDKA, TINS, INCO, MBMA, ADRO, PTBA, dan lain-lainnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.