Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Efek Indonesia Incar Investor Muda Ikut Wakaf Saham

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar investor muda yang jumlahnya cukup besar untuk memulai wakaf saham.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (24/9/2024)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (24/9/2024)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar investor muda yang jumlahnya cukup besar untuk memulai wakaf saham.

Kepala Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdullah menyampaikan, sebesar 95% investor pasar modal adalah ritel dan anak muda. Menurutnya, anak-anak muda yang menjadi investor di pasar modal punya cita-cita kelak akan menjadi 'sultan' atau orang kaya. Dia menilai segmen pasar ini potensial untuk disasar. 

"Market ini yang kita garap. Supaya sadar ada filantropi di pasar saham, termasuk mengenalkan adanya wakaf saham," ujarnya dalam forum Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah (Forjukafi), Kamis (26/9/2024). 

Irwan menjelaskan, Majelis Ulama Indonesia atau MUI sudah mengeluarkan fatwa atau regulasi bahwa saham bisa juga untuk wakaf. 

Meski demikian, tantangan yang dihadapi di lapangan, masyarakat masih menilai bahwa wakaf itu harus berupa aset fisik. Padahal sudah sejak lama, negara membuat regulasi tentang wakaf uang juga wakaf saham. 

Menurut Irwan, cara melakukan wakaf saham sejatinya cukup sederhana. Skemanya adalah dengan mendistribusikan hasil dari penjualan saham syariah untuk wakaf. Dengan skema yang mudah tersebut, dia berharap ke depan semakin banyak investor yang ikut berwakaf lewat saham.

Sejauh ini, lanjutnya, akses terhadap model wakaf saham dalam konteks pasar modal di Indonesia tidak merata. Sebab, wakaf saham masih didominasi oleh perusahaan besar. Sementara individu atau investor ritel, terutama anak muda, memiliki keterbatasan dalam berpartisipasi.

Adapun, dari segi pertumbuhan investor, terjadi kenaikan yang signifikan. Data yang dihimpun dari Anggota Bursa Sharia Online Trading System (AB-SOTS), jumlah investor saham syariah memiliki pertumbuhan yang sangat signifikan.

Sementera itu, jumlah investor saham syariah dalam 5 tahun terakhir sejak tahun 2018 telah meningkat 240% dari 44.536 investor, menjadi 151.560 investor pada Juli 2024.

Rata-rata harian nilai transaksi dari saham syariah adalah sebesar 58% dari total nilai transaksi di BEI, rata-rata harian frekuensi transaksi dari saham syariah adalah sebesar 71%, sementara kapitalisasi pasar dari saham yang masuk ke dalam Indeks Saham Syariah Indonesia mencapai 54% dari total kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI. 

"Hal ini juga menunjukkan bahwa saham syariah masih diminati investor," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper