Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami konsolidasi setelah mencapai rekor tertinggi (all-time high/ATH) di atas level 7.900 pada pekan lalu. Investor diminta lebih dulu wait and see sembari mencermati arus keluar modal asing.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat IHSG ditutup menguat 3,61 poin atau 0,05% menuju posisi 7.744,51 pada Kamis (26/9/2024). Level tersebut mencerminkan penurunan sebesar 2,03% selama sepekan, tetapi masing menguat 6,49% year to date (YtD).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho mengatakan pada perdagangan sebelumnya, asing mencatatkan net outflow hampir Rp2 triliun, dengan net sell Rp1,6 triliun disumbang oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sendiri.
Menurutnya, berkaca dari kejatuhan indeks komposit pada akhir Maret 2024 yang diiringi outflow asing berkepanjangan yang berlangsung hingga akhir Juni, investor dapat mencermati lebih jauh aksi jual dari investor asing.
“Kita bisa wait and see terlebih dahulu, apakah asing masih akan terus melakukan aksi jual, atau fenomena ini hanya sesaat saja,” ucapnya kepada Bisnis, Kamis (26/9/2024).
Pada kuartal IV/2024, Adityo menuturkan investor perlu memerhatikan laporan kinerja emiten dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga. Selain itu, pasar juga akan diwarnai momentum pelantikan presiden, pembentukan kabinet, serta Pilkada serentak.
Baca Juga
“Pengalaman selalu menunjukkan situasi politik yang panas akan kontradiktif bagi ekonomi. Jadi, mudah-mudahan pemerintahan baru nanti akan secerdas Presiden Jokowi dalam upayanya membawa kestabilan politik,” pungkasnya.
Menurutnya, untuk sektor yang berpotensi hingga akhir tahun ada sektor ritel konsumsi, yang ditopang oleh perputaran uang pada Pilkada. Selain itu, ada sektor properti yang meraup berkah dari penurunan suku bunga dan efek dari insentif PPN dari pemerintah.
Mirae Asset memproyeksikan IHSG parkir pada level 7.915 hingga akhir tahun ini. Adapun indeks komposit saat ini memiliki support utama di 7.460 dan resistance teoritis pada 8.050.
Adapun saham pilihan Mirae Asset jatuh kepada AKRA, AALI, ANTM, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, ICBP, INCO, INTP, LSIP, MBMA, MDKA, MYOR, SIDO, SMRA, dan TLKM.
Sebelumnya, Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menuturkan penurunan suku bunga The Fed membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan BI lebih lanjut, sehingga IHSG berpeluang mencapai level 8.000 hingga akhir tahun.
“Melihat pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal, penguatan nilai tukar rupiah, disertai dengan masih menariknya valuasi pasar saham, kami melihat peluang yang lebih tinggi bagi IHSG untuk mencapai skenario bull-case kami di 8.000 pada akhir tahun ini,” tuturnya.
Dia menyatakan sektor yang cukup sensitif terhadap penurunan suku bunga dan penguatan nilai tukar rupiah, seperti keuangan, consumer staples, properti, serta saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah menjadi pilihan Mandiri Sekuritas.
____________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.