Bisnis.com, JAKARTA — Harga aset kripto Bitcoin terpantau menguat dan mencapai level tertinggi dalam tiga minggu seiring dengan efek pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (19/9/2024), Bitcoin sempat naik hingga 3,9% sebelum bergerak pada level US$61,900 pada sesi perdagangan pagi di London. Sementara itu, bursa berjangka S&P 500 dan saham global juga terdongkrak lebih tinggi, seiring dengan sikap pasar yang menyesuaikan diri dengan dimulainya siklus pelonggaran kebijakan The Fed.
Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, pemotongan pertama dalam empat tahun terakhir. Namun, Gubernur The Fed, Jerome Powell, berhati-hati untuk menghindari melakukan langkah serupa di masa depan, dengan mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut akan dipandu oleh data ekonomi. Pandangan yang berbeda tersebut membungkam reaksi pasar pada jam kerja AS pada hari Rabu.
Caroline Mauron, salah satu pendiri Orbit Markets, penyedia likuiditas untuk perdagangan derivatif aset digital mengatakan, bagian awal siklus pelonggaran yang agresif adalah kabar baik untuk aset berisiko termasuk Bitcoin.
“Pasar memerlukan beberapa jam untuk melihat gambaran besarnya dan mulai mencerminkan prospek yang membaik," lanjutnya.
Perbedaan pendapat sempat terjadi sebelum pertemuan The Fed mengenai apakah para pejabat akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin. Powell dan rekan-rekannya berusaha mempertahankan kekuatan ekonomi AS karena risiko pasar tenaga kerja dan inflasi menjadi lebih seimbang.
Baca Juga
David Lawant, kepala penelitian di FalconX menyebut, fokus pelaku pasar kini akan segera beralih ke besaran dan luasnya siklus pelonggaran kebijakan ini.
"Faktor terpenting yang harus diperhatikan mulai saat ini adalah arah aktivitas ekonomi," jelas Lawant.
Korelasi antara kripto dan investasi tradisional seperti saham telah melonjak akhir-akhir ini, sebuah tanda bahwa variabel makroekonomi telah mempengaruhi pasar aset digital, kata Lawant.
Di sisi lain, obligasi AS atau US Treasury terpantau merosot, yang kemungkinan merupakan cerminan dari sinyal hati-hati Powell mengenai besarnya pelonggaran moneter di masa depan.
“Fungsi reaksi The Fed yang sedang berlangsung masih belum jelas. Mereka tetap berada di jalur yang tidak ditentukan," kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone Group, dalam laporannya.