Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.798,15 pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2024). Adapun, saham emiten batu bara afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan nilai transaksi perdagangan paling jumbo.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG membukukan penguatan sebesar 0,48% atau 37,2 poin ke level 7.798,15.
Pada perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat ke level 7.803. IHSG sempat menyentuh ke level terendah 7.782,02. Sementara, level tertinggi sepanjang hari ini sempat berada di level 7.833,27.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi mencapai Rp14,23 triliun, dengan volume saham mencapai 44,5 miliar lembar saham. Adapun, transaksi ditutup dengan frekuensi 1,29 juta kali.
Pada perdagangan hari ini, terdapat sejumlah emiten mencatatkan nilai transaksi jumbo. ADRO misalnya mencatatkan nilai transaksi saham mencapai Rp2,1 triliun.
Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan nilai transaksi Rp739,1 miliar. Lalu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ditransaksikan dengan nilai Rp719,2 miliar.
Baca Juga
Terdapat sejumlah emiten yang mencatatkan kinerja harga saham moncer pada perdagangan hari ini. Harga saham PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) misalnya melesat 31,51% ke level Rp96 pada perdagangan hari ini.
PT Indointernet Tbk. (EDGE) dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) masing-masing mencatatkan penguatan harga saham 24,81% serta 20%.
Selain itu, terdapat sejumlah emiten yang mencatatkan kinerja saham jeblok pada perdagangan hari ini. PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) misalnya mencatatkan penurunan harga saham 17,46% ke level Rp780 per lembar.
Lalu, saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang sebelumnya melaju pesat, hari ini tersungkur turun 15,04% ke level Rp9.600 per lembar.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola pergerakan IHSG terus menerus menembus level tertinggi sepanjang masa, menunjukkan bahwa secara jangka panjang IHSG semakin terkonfirmasi uptrend. Potensi itu, lanjutnya, ditunjang oleh stabilnya perekonomian yang tecermin dari data terlansir serta beberapa faktor lain, termasuk stabilnya nilai tukar rupiah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.