Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Blak-blakan Kementerian BUMN Lagi Dapat Cobaan

Komisi VI DPR menetapkan alokasi anggaran Kementerian BUMN sebesar Rp277,5 miliar pada 2025, lebih rendah dibandingkan tahun ini.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung keputusan Komisi VI DPR yang batal menambah alokasi anggaran Kementerian BUMN, meski target setoran dividen dikerek menjadi Rp90 triliun pada 2025. 

Komisi VI DPR, dalam rapat kerja pada Rabu (11/9/2024) telah menetapkan anggaran Kementerian BUMN sebesar Rp277,5 miliar pada 2025. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan alokasi anggaran 2024 yang berjumlah Rp284 miliar. 

“Memang anggarannya ternyata tetap, tetapi target dividen naik menjadi Rp90 triliun. Jadi, ya ini bagian dari cobaan buat kami di BUMN. Mudah-mudahan kembali tidak mengendorkan kinerja kami,” ujar Erick Thohir merespons keputusan keputusan Komisi VI. 

Padahal, dalam rapat kerja sebelumnya yang berlangsung pada 2 September 2024, Erick Thohir telah meminta tambahan anggaran Rp66 miliar sehingga pagu indikatif anggaran Kementerian BUMN bakal mencapai Rp344 miliar pada tahun depan. 

Usulan penambahan itu seiring dengan keputusan pemerintah yang menetapkan target dividen sebesar Rp90 triliun pada 2025. Nilai ini lebih besar 4,85% jika dikomparasikan dengan target setoran dividen pada 2024 yang mencapai Rp85,84 triliun. 

Di sisi lain, target itu juga lebih besar dari target di Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Dalam rancangan ini, pendapatan pos kekayaan negara dipisahkan dari dividen BUMN ditaksir mencapai Rp86 triliun. 

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI tersebut menyatakan bakal menginstruksikan perusahaan pelat merah untuk melakukan efisiensi agar target dividen tahun depan dapat terealisasi. 

“Memang kami harus lakukan efisiensi lagi menyeluruhnya. Mungkin banyak pihak pasti tidak suka, karena tidak mungkin kenaikan ini hanya tergantung daripada peningkatan laba,” ucapnya. 

Erick juga mengungkapkan bahwa kinerja BUMN selama periode 2020 sampai dengan 2023 telah memberikan kontribusi kepada negara sebesar Rp1.940 triliun.

Nilai kumulatif tersebut berasal dari pajak senilai Rp1.391,4 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan lainnya Rp354,2 triliun, serta dividen sebesar Rp194,4 triliun. 

 

-------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper