Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi dan Emiten Semen Menanti Berkah Penurunan Suku Bunga

Asosiasi Semen Indonesia dan emiten semen meyakini penurunan suku bunga akan berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi semen nasional.
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi dan emiten semen meyakini rencana pemangkasan suku bunga acuan The Fed serta Bank Indonesia (BI) akan memacu peningkatan konsumsi semen nasional, seiring dengan menguatnya daya beli masyarakat ke depan. 

Keputusan penurunan suku bunga acuan akan diambil Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17 – 18 September 2024. Jika penurunan itu terjadi, BI juga diproyeksikan mengikuti langkah tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Lilik Unggul Raharjo mengatakan penurunan suku bunga akan berdampak signifikan bagi industri semen karena mendorong minat masyarakat untuk membeli hunian, terutama melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

“Kami berharap dari kemudahan suku bunga karena memang hampir 70% konsumsi semen berasal dari ritel,” ujarnya saat ditemui Bisnis di Jakarta baru-baru ini. 

Lilik menambahkan konsumsi produk kemasan atau ritel semen cukup mendominasi konsumsi semen nasional, terutama dari proyek-proyek perumahan. Oleh karena itu, peningkatan sektor properti akan berdampak langsung terhadap penjualan semen. 

Di sisi lain, dia menyatakan industri semen nasional belum mencapai titik permintaan tertinggi seperti pada 2019 yang saat itu mencapai 70 juta ton. Adapun, sampai dengan akhir tahun lalu, konsumsi semen domestik hanya mencapai 65,5 juta. 

“Harapannya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan kemudahan akses kepemilikan rumah dapat mendorong peningkatan tersebut,” kata Lilik. 

Sementara itu, manajemen emiten BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau SIG juga menyambut optimistis ruang penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio SIG, Andriano Hosny Panangian, mengatakan langkah penurunan suku bunga AS dan BI rate akan memberikan dampak positif bagi industri semen karena berpotensi memicu penurunan bunga KPR. 

“Pasar ritel cukup berdampak bagi industri semen karena sekitar 70% pendapatan industri semen Indonesia berasal dari pasar ritel. Tentunya, apabila The Fed menurunkan suku bunga dan BI rate mengikuti, diharapkan juga terjadi penurunan biaya bunga KPR,” ucapnya. 

Kendati demikian, Andriano menambahkan bahwa penurunan suku bunga tidak langsung berdampak terhadap kinerja perseroan di sisa tahun ini. Dia memperkirakan dampak penurunan suku bunga baru akan dirasakan SMGR pada 2025. 

---------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper