Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Level Rp15.455, Dolar AS Masih Perkasa

Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.455 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (10/9/2024). Pada saat yang sama, indeks dolar juga perkasa.
Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.455 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (10/9/2024). Pada saat yang sama, indeks dolar juga perkasa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.455 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (10/9/2024). Pada saat yang sama, indeks dolar juga perkasa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.455 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (10/9/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,01% atau 1 poin ke posisi Rp15.455 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,08% ke posisi 101,602.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Baht Thailand menguat 0,25%, ringgit Malaysia menguat 0,51%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dan peso Filipina menguat 0,10%.

Selanjutnya, mata uang yang melemah, yakni yen Jepang melemah 0,28%, won Korea melemah 0,28%, yuan China melemah 0,08%, dolar Singapura melemah sebesar 0,02%, rupee India melemah 0,02%, dan dolar Taiwan melemah 0,28%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini (10/9), mata uang rupiah ditutup menguat tipis 1 point walaupun sebelumnya sempat menguat 20 point dilevel Rp15.455 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.456.

Sedangkan untuk perdagangan besok (11/9), dia memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun akan ditutup menguat direntang Rp15.400-Rp15.500.

Ibrahim mengatakan bahwa antisipasi pemotongan suku bunga AS membantu membatasi kerugian secara keseluruhan, sementara juga membendung kenaikan dolar. Namun dolar AS mendapat beberapa tawaran beli pada pekan ini, di tengah posisi sebelum pembacaan inflasi, Rabu ini.

Menurutnya, fokus pekan ini adalah pada data inflasi indeks harga konsumen, yang akan dirilis, untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi AS.

Adapun tanda-tanda meredanya inflasi kemungkinan akan memacu peningkatan taruhan pada suku bunga yang lebih rendah dalam beberapa bulan mendatang.

Pembacaan inflasi ini muncul hanya sepekan sebelum pertemuan Federal Reserve, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September, kata Ibrahim, juga menjadi pendorong utama melemahnya dolar AS baru-baru ini, mengingat pemangkasan tersebut kemungkinan akan memicu siklus pelonggaran oleh Fed.

Neraca perdagangan China secara tidak terduga tumbuh pada Agustus karena menguatnya ekspor negara tersebut.

Namun, impor yang lamban mengimbangi kegembiraan atas tren ini, mengingat hal itu menandakan permintaan yang lesu di negara tersebut.

Dia melaporkan bahwa impor China secara keseluruhan menyusut 12,3% tahun-ke-tahun pada Agustus, meskipun masih dalam wilayah positif selama 8 bulan pertama tahun ini.

Data impor yang lemah muncul setelah serangkaian pembacaan yang lemah pada ekonomi China selama sepekan terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan di negara pengimpor komoditas terbesar di dunia.

Data tersebut, ditambah dengan pergerakan risk-off yang lebih luas di pasar global, menyebabkan komoditas mengalami penurunan tajam selama sepekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper