Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut saat ini rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) telah mencapai Rp12,6 triliun.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan dengan IHSG yang menembus rekor all time high beberapa kali, RNTH juga ikut terangkat.
"RNTH kita saat ini sudah Rp12,6 triliun," ujar Iman, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (7/9/2024).
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan dalam hal nilai transaksi, BEI memiliki porsi untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terhadap produk-produk yang ada di BEI.
"Kalau untuk rekomendasi tentu, tidak pada posisi untuk memberikan rekomendasi, saham tertentu, efek tertentu," ucap Jeffrey.
Dia juga menuturkan BEI telah memberikan sejumlah insentif ke investor untuk menggenjot nilai transaksi harian. Menurutnya, salah satu insentif yang diberikan BEI terhadap investor adalah pembebasan biaya untuk transaksi di bawah Rp20 juta.
Baca Juga
"Yang sebelumnya dikenakan 15 ribu rupiah itu, melalui anggota bursa itu tidak dikenakan lagi. Artinya untuk investor retail yang transaksinya di bawah 20 juta itu sudah bisa bertransaksi dengan mudah dan murah. Tidak ada lagi biaya," tutur Jeffrey.
Hal lain yang juga dilakukan BEI untuk menggenjot nilai transaksi adalah edukasi, sosialisasi, dan pengembangan produk. Selain itu, BEI juga terus berupaya meningkatkan perlindungan terhadap investor.
Sebagai informasi, BEI tercatat menargetkan RNTH sebesar Rp12,25 triliun untuk tahun ini. Dengan kabar RNTH yang telah mencapai Rp12,6 triliun, maka target RNTH BEI telah tercapai hingga awal September ini.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Agustus 2024, dari sisi likuiditas transaksi, RNTH pasar saham tercatat Rp12,7 triliun sejak awal tahun hingga saat ini.
OJK menuturkan tren penguatan ini mendorong IHSG mencetak all time high pada Agustus dengan rekor tertinggi pada 30 Agustus di level 7.670,73, dan melanjutkan rekor all time high di September 2024.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.