Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Sekuritas Naikkan Target IHSG ke 8.000, Ini Faktor Pendorongnya

Mandiri Sekuritas menaikkan target IHSG akhir tahun, dengan bull case scenario ke level 8.000.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) menaikkan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir 2024 menjadi 7.800, dengan skenario bull case mencapai level 8.000.

Sebagaimana diketahui, Mandiri Sekuritas sebelumnya memproyeksi IHSG akan mencapai level 7.460, dengan bull case scenario 7.640. Hal ini setelah memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed dan BI yang lebih agresif.

Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer mengatakan kuatnya imbal hasil lebih lanjut akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik saat ini dengan pendapatan 8% dan imbal hasil dividen 5%.

"Dengan membaiknya cakupan pasar dan revisi laba yang positif baik pada saham-saham berkapitalisasi besar maupun menengah, IHSG masih tetap menarik, terutama mengingat menguatnya nilai tukar rupiah pada kuartal ini," kata Adrian dalam keterangan resminya, Selasa (3/9/2024).

Dia melanjutkan di antara proksi yang sensitif terhadap tingkat suku bunga (rate sensitive proxies), pihaknya masih melihat sektor consumer cyclicals yang mencakup retail, otomotif, teknologi, serta emiten menara masih menarik.

“Kami memproyeksikan IHSG bisa mencapai 7.800-8.000 pada akhir tahun 2024. Mandiri Sekuritas menaikkan target IHSG dari 7.460 karena kami menaikkan asumsi penurunan suku bunga The Fed dari 25bps menjadi 50-75bps, dengan penurunan suku bunga BI yang lebih agresif yaitu sebesar 50bps, bukan 25bps," ucap Adrian.

Dia juga menuturkan pasar kini mengabaikan penurunan suku bunga Fed sebesar 100bps tahun ini, yang masih bisa berubah. Di sisi lain, kata Adrian, valuasi IHSG khususnya saham-saham big caps, masih tergolong murah.

Adrian juga menjelaskan meskipun imbal hasil SBN 10 tahun atau INDOGB10Y telah menurun dari 7,2% menjadi 6,6%, penurunan lebih lanjut ke level rendah -6% dan kurang dari 6% akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik di dalam negeri, mengingat imbal hasil pendapatan 8% dan imbal hasil dividen 5%.

Market breadth menurutnya juga membaik, tidak seperti pada tahun 2023 ketika empat bank besar menjadi penggerak indeks, revisi pendapatan, dan arus asing. Perusahaan berkapitalisasi besar maupun berkapitalisasi kecil-menengah mengalami peningkatan rasio revisi EPS dalam dua bulan terakhir.

Sementara itu, apresiasi rupiah sebesar 5% pada kuartal ini dan stabilnya penurunan harga batu bara year-on-year akan membalikkan pertumbuhan year-on-year pada EBIT perusahaan di luar sektor bank menjadi positif.

Mandiri Sekuritas juga melihat penguatan rupiah akan meningkatkan ruang bagi pelonggaran kebijakan dalam negeri, seperti penurunan suku bunga yang diperkirakan sebesar 50 bps tahun 2024 dan ekspansi likuiditas dibandingkan dengan semester I/2024. Hal ini akan berdampak positif terhadap biaya dana bank, dan juga bagi perusahaan yang memiliki leverage tinggi.

Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) tahun 2025, dengan pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat sebesar 6,9% dan pertumbuhan belanja yang lebih lambat sebesar 5,9%, menghasilkan defisit fiskal yang lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5%, menguntungkan bagi obligasi dan rupiah.

Mandiri Sekuritas juga melihat rencana kenaikan PPN dan reformasi perpajakan dapat menimbulkan hambatan pertumbuhan jangka pendek. Akan tetapi, hal ini diperkirakan akan memperbaiki rasio pajak dan kekuatan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper