Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Saham TOWR hingga TBIG di Tengah Rencana Merger EXCL - FREN

Rencana merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren Telecom (FREN) disambut positif oleh deretan emiten menara.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana merger dua emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) disambut positif oleh deretan emiten menara di tengah kinerja saham yang beragam.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham emiten menara milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) menguat 0,6% pada perdagangan akhir pekan atau akhir bulan ini, Jumat (30/8/2024) ke level Rp835 per lembar. Harga saham TOWR naik 3,09% dalam sepekan. Meskipun, harga saham TOWR masih di zona merah, turun 15,66% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD).

Harga sagam PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) stagnan di level Rp1.925 pada perdagangan hari ini. Dalam sepekan, harga saham TBIG naik 0,26%. Sementara, TBIG mencatatkan harga saham yang turun 7,89% YtD.

PT Link Net Tbk. (LINK) mencatatkan penurunan harga saham 0,56% ke Rp1.760. Harga saham LINK turun 2,22% dalam sepekan dan naik 32,83% ytd.

Sementara itu, harga saham deretan emiten menara lainnya yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA), dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI) jeblok.

Harga saham MTEL turun 0,75% ke level Rp665 pada perdagangan hari ini. MTEL mencatatkan penurunan harga saham 1,48% dalam sepekan dan penurunan harga saham 5,67% ytd.

MORA dan BALI masing-masing mencatatkan penurunan harga saham 2,34% serta 2,96% dalam sepekan. Sepanjang tahun berjalan, MORA dan BALI masing-masing mencatatkan penurunan harga saham 7,52% ytd dan 0,61% ytd.

Reli saham deretan emiten menara itu terjadi di tengah semakraknya aksi korporasi emiten telekomunikasi. EXCL-FREN tengah berencana untuk merger. 

Aksi korporasi itu pun disambut positif oleh deretan emiten menara. Direktur TOWR Indra Gunawan mengatakan aksi korporasi di Industri telekomunikasi yang marak terjadi belakangan ini bakal berdampak baik bagi kinerja perseroan.   

"Kami sangat bersyukur dengan semaraknya aksi korporasi. Kami melihat bahwa dari beberapa aksi korporasi itu memberikan dampak signifikan. Terbukti, ada penambahan jumlah menara," katanya dalam Pubex Live 2024 pada Rabu (28/8/2024). 

Menurutnya, dengan bergabungnya dua entitas bisnis, maka kemampuan finansial pun lebih kuat. Permintaan akan layanan tower pun semakin meningkat. "Dampaknya, dengan merger punya jangkauan yang besar. Ini memberikan dampak positif terhadap TOWR," ujar Indra.   

Direktur Investasi dan Sekretaris Perusahaan Mitratel Hendra Purnama juga mengatakan dalam jangka menengah-panjang konsolidasi operator seluler akan mendorong kesehatan industri telekomunikasi, yang artinya akan berdampak positif terhadap industri menara.   

"Untuk itu, kami yakin ke depan kebutuhan infrastruktur telco seperti Menara dan fiber akan semakin dibutuhkan untuk akselerasi perluasan jaringan dari mobile network operator," kata Hendra kepada Bisnis pada Mei lalu (27/5/2024).

Presiden Direktur Tower Bersama Infrastructure Herman Setya Budi mengatakan merger operator seluler yakni EXCL-FREN bukan merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Menurutnya, dua tahun lalu juga terjadi merger antara PT Indosat Tbk. (ISAT) dan Hutchison 3 Indonesia. 

"Kalau saya melihat, merger ini akan membuat industri telekomunikasi semakin sehat, sehingga medium long term akan bagus," kata Herman dalam paparan publik TBIG di Jakarta, pada Mei lalu (30/5/2024). 

Dia melanjutkan, bagi TBIG, memang akan terjadi pengurangan infrastruktur dan sebagainya dari EXCL-FREN dalam jangka pendek. Akan tetapi, lanjutnya pada saat yang sama akan terjadi pertumbuhan. 

Dengan semakin sehatnya operator seluler, TBIG melihat efek dari merger EXCL-FREN ini akan sangat baik dalam jangka menengah dan panjang. 

Sementara itu, EXCL dan FREN diketahui telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tidak mengikat pada 15 Mei 2024, terkait dengan rencana menciptakan entitas baru.  

Jika proses penggabungan usaha berjalan mulus, dipastikan ada satu pihak yang bakal bertahan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai surviving entity atau entitas yang menerima penggabungan usai proses merger selesai.  

Dalam perkembangan terbarunya, guna memuluskan merger, EXCL dan FREN dikabarkan telah menunjuk penjamin emisi yakni CIMB dan Citigroup. Hadirnya penjamin emisi meningkatkan peluang merger kedua pemain telekomunikasi itu terus bergulir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper