Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Astra (ASII) Tersengat Penurunan Suku Bunga, Akan Terjegal Sentimen Persaingan Ketat

Harga saham Astra International (ASII) terdorong menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan, meski juga diadang tantangan.
Pegawai mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan peningkatan harga saham dalam sebulan perdagangan atau selama Agustus 2024. ASII terdorong oleh menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan, namun terdapat tantangan persaingan ketat.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham ASII naik 0,49% pada perdagangan akhir pekan atau akhir bulan ini, Jumat (30/8/2024) ke level Rp5.100. Harga saham ASII juga naik 8,74% dalam sebulan perdagangan. Meskipun, ASII masih mencatatkan penurunan harga saham 9,73% sepanjang tahun berjalan atau secara year-to-date (YtD).

Harga saham ASII dalam sebulan bergerak di rentang Rp4.520 hingga Rp5.225. Saham ASII mencatatkan nilai beli asing atau net foreign buy sebanyak Rp1,05 triliun. ASII masuk ke dalam jajaran emiten yang paling banyak dibeli asing, selain deretan emiten bank jumbo.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan ASII mencatatkan penguatan dalam sebulan ini karena terdorong oleh sentimen ekspektasi kebijakan longgar The Fed. Penurunan suku bunga The Fed pada September 2024 diperkirakan akan diikuti pula oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Penurunan suku bunga acuan kemudian akan mendorong permintaan di industri otomotif, termasuk ASII. "Permintaan kredit otomotif akan meningkat seiring dengan peningkatan suku bunga," kata Nafan kepada Bisnis.com pada Jumat (30/8/2024).

Meski begitu, Nafan mencatat ASII akan mendapatkan sederet tantangan ke depan. "Ada sentimen penekan, yakni produk kendaraan dari China yang relatif affordable ke pelaku masyarakat. Ini akan meningkatkan persaingan di industri otomotif," ujar Nafan. Ia merekomendasikan hold untuk ASII dengan target harga Rp.5.425.

Sebelumnya, Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga mengatakan sentimen positif adanya potensi pemangkasan suku bunga The Fed yang diikuti oleh penurunan suku bunga BI menjadi peluang bagi emiten sektor otomotif. "Kinerja saham ASII pun menguat karena sentimen The Fed," kata Vicky.

Sentimen positif lainnya yaitu adanya strategi-strategi baru untuk mencapai perbaikan kinerja, potensi pemulihan ekonomi, serta kredit kendaraan yang murah dan minat konsumen terhadap kendaraan meningkat. Namun, terdapat tantangan yang mesti dihadapi ASII, yakni persaingan ketat pasar otomotif. Vicky merekomendasikan trading buy untuk ASII dengan target harga di level Rp5.300.

Senior Analyst MNC Sekuritas Rudy Setiawan dalam risetnya mencatat meskipun persaingan ketat terjadi di industri otomotif, namun ASII mampu mempertahankan posisi sebagai pemain kunci. "Posisi keuangannya yang stabil dan positioning merek yang kuat seharusnya mampu mendorong pertumbuhan," tulisnya dalam riset.

MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk ASII dengan target harga di level Rp6.000 per lembar.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangannya, ASII mencatatkan penurunan laba bersih 9,12% secara tahunan (year-on -year/YoY) menjadi Rp15,85 triliun pada semester I/2024. Turunnya laba bersih ASII sejalan dengan pendapatan perseroan yang juga melemah 1,49% yoy menjadi Rp159,96 triliun.

Secara terperinci, penjualan mobil dan sepeda motor ASII masing-masing menurun 17% dan 4%, merefleksikan pelemahan pasar nasional. 

Strategi ASII

Pada semester II/2024 ASII pun menyiapkan strategi menyambut penurunan suku bunga serta menghadapi tantangan persaingan ketat. "Kami tetap memberikan produk dan layanan seusai kebutuhan masyarakat di Indonesia, baik ICE [kendaraan yang menggunakan tenaga dari mesin pembakaran dalam], hybrid, EV, passenger car dan juga commercial car," kata Direktur ASII Henry Tanoto dalam paparan publik pada beberapa waktu lalu.

Strategi lainnya, tidak hanya produk, Henry mengatakan perseroan mendorong layanan yang baik sesuai kebutuhan masyarakat di Indonesia. "Kami juga memiliki jaringan banyak, ekosistem financing serta insurance. Ini sangat mendukung memberikan layanan ke pelanggan," kata Henry. 

Astra juga terus mengembangkan produk kendaraan listriknya serta mobil hybrid. "Beberapa model hybrid kami juga resale value-nya lebih baik daripada yang combustion engine. Tidak ada juga kekhawatiran. Kami bersyukur market share hybrid juga cukup baik," jelasnya

Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy pun berharap pasar otomotif dapat pulih pada paruh kedua 2024, seiring dengan potensi pemangkasan suku bunga dari bank sentral.

"Semoga wacana [pemangkasan suku bunga] ini bisa terealisasi ya, karena dampaknya bisa cukup menyeluruh terutama di market otomotif," ujar Anton kepada Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper