Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IDX Energy Tancap Gas: DSSA, ADRO, dan PGAS Jadi Pendorong

Indeks IDX Sector Energy tampil paling bertenaga sepanjang tahun berjalan 2024. Saham apa yang paling moncer?
Annisa Kurniasari Saumi, M. Nurhadi Pratomo
Selasa, 27 Agustus 2024 | 15:00
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks IDX Sector Energy tampil paling bertenaga sepanjang tahun berjalan 2024. Saham apa yang paling moncer?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks IDX Sector Energy sudah menguat 24,8% secara year-to-date (YtD). Performa itu jauh meninggalkan indeks sektoral lain. 

Di bawah IDX Sector Energy, IDX Healthcare dan IDX Consumer Cyclicals juga menghijau dengan penguatan secara YtD masing-masing sebesar 7,15% dan 8,14%. 

Saat IDX Sector Energy merangkak naik, harga sejumlah komoditas energi bergerak fluktuatif. Di bursa komoditas global, harga minyak WTI dan Brent dibanderol berturut-turut senilai US$77,28 per barel dan US$81,4 per barel. 

Sementara itu, batu bara Newcastle untuk kontrak November dan Desember 2024 tercatat sudah menembus level US$150 per ton.

Merujuk data Barchart.com, kontrak batu bara November di level US$150,75 per ton dan kontrak batu bara Desember 2024 diperdagangakan senilai US$151,5 per ton atau lebih tinggi dari kontrak September 2024 senilai US$145,7 per ton. 

Lebih terperinci, Bloomberg mendata 10 saham pendorong IDX Energy hingga perdagangan Selasa (27/8/2024) pukul 14.40 WIB ialah saham DSSA yang melonjak 421,88%, ADRO naik 47,48%, PGAS menguat 40,27%, dan GEMS tancap gas 118,53% secara year-to-date (YtD).

Selain itu, top leaders IDX Energy juga diisi oleh saham PTBA yang menguat 13,52%, DOID melesat 104,55%, ITMG naik 5,07%, BUMI terapresiasi 9,41%, MEDC memanas 12,99%, dan ABMM tumbuh 15% sepanjang tahun berjalan 2024. 

Di lantai bursa, kenaikan harga komoditas energi menjadi salah satu sentimen penggerak harga saham emiten-emiten IDX Energy. 

Hal itu diungkapkan oleh Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas. Sukarno menjelaskan penyebab kenaikan dari indeks sektoral energi salah satunya karena harga komoditas yang tengah mengalami kenaikan sehingga membuat saham-saham yang berkaitan juga ikut menguat.

"Sentimen positif dan katalis sampai akhir tahun jika harga batu bara mampu bertahan di atas level saat ini, ada peluang akan lebih baik kinerja pada semester II/2024," tutur Sukarno, baru-baru ini. 

Dia menambahkan sentimen positif atas kenaikan harga batu bara didorong oleh laporan permintaan yang lebih baik dari perkiraan dalam waktu dekat.

Selain itu, pertumbuhan permintaan listrik yang signifikan di negara-negara ekonomi utama menunjukkan bahwa konsumsi batu bara global akan tetap relatif stabil tahun ini dan tahun depan.

Sukarno juga menuturkan untuk strategi berinvestasi pada sektor ini, investor dapat melakukan trading buy ketika terdapat sentimen positif yang mempengaruhi harga komoditas secara langsung.

Adapun Kiwoom Sekuritas memiliki beberapa saham pilihan dalam sektor ini. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold untuk saham PTBA pada target price (TP) Rp3.040, ADRO dengan TP Rp3.260, dan ITMG dengan TP Rp28.700.

Lewat riset terbarunya, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo baru saja merevisi naik peringkat sektor saham batu bara menjadi overweight

Pandangan Ciptadana dilandasi sejumlah faktor. Permintaan China dan India yang meningkat pada semester II/2024 dan 2025 menjadi salah satu kunci.

Selain itu, permintaan terhadap energi diproyeksi meningkat seiring dengan kebutuhan pusat data atau data center secara global khususnya di Asia Tenggara.

Thomas memprediksi kondisi itu akan membuat volatilitas pergerakan harga batu bara akan mereda baik dalam jangka pendek maupun menengah.

“Kami memperkirakan harga batu bara akan bertahan di atas US$100 per ton dalam 3 tahun ke depan dengan pergerakan harga di kisaran US$120 per ton hingga US$140 per ton pada 2024 — 2025,” jelasnya dalam riset yang dikutip, Selasa (27/8/2024).

Sejalan dengan pandangan itu, Ciptadana mempertahankan harga acuan batu bara di US$130 per ton pada 2024. Akan tetapi, mereka merevisi acuan untuk periode 2025 dan 2026.

Secara terperinci, harga acuan batu bara direvisi naik 18,2% menjadi US$130 per ton pada 2024 dan 22,2% menjadi US$110 per ton untuk 2025.

Adapun, Ciptadana menjadikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) sebagai top pick untuk sektor batu bara dengan peringkat beli dan target harga Rp3.650.

Sebagai catatan, target harga saham ADRO terbaru dari Ciptadana naik dari sebelumnya Rp3.400. Keputusan itu sejalan dengan posisi Grup Adaro yang memiliki cadangan kuat, portofolio terdiversifikasi, dan sistem pertambangan terintegrasi.

Selain saham ADRO yang menjadi pilihan utama, Ciptadana Sekuritas juga memberikan rekomendasi beli untuk saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan target harga Rp3.000, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) dengan target harga Rp30.000, dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) dengan target harga Rp1.500 per saham.

---------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper