Bisnis.com, JAKARTA — Aliran modal investor asing ke pasar saham Indonesia makin deras sepanjang Agustus 2024. Akumulasi aksi beli bersih (net foreign buy) hampir menembus Rp5 triliun.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan 11 kali beli bersih dan 2 kali jual bersih secara harian dalam 1-19 Agustus 2024.
Beli bersih paling besar mengalir pada perdagangan 8 Agustus 2024 yang mencapai Rp932,88 miliar dan Rp897,19 miliar pada 1 Agustus 2024.
Alhasil, akumulasi transaksi investor asing di pasar saham secara year-to-date berbalik dari posisi jual bersih Rp150,73 miliar pada 1 Agustus 2024 menjadi beli bersih Rp4,97 triliun per 19 Agustus 2024.
Secara bulanan, investor asing tercatat membukukan beli bersih Rp8,3 triliun pada Januari 2024, Rp10,1 triliun pada Februari 2024, Rp7,8 triliun pada Maret 2024, dan Rp6,7 triliun pada Juli 2024.
Adapun, jual bersih dibukukan pada transaksi bulanan April 2024 senilai Rp20,1 triliun, Rp14,2 triliun pada Mei 2024, dan Rp1,5 triliun pada Juni 2024.
Dalam risetnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto dan Kefas Sidauruk mengatakan pada pekan kedua Agustus 2024 terjadi aliran masuk investor asing senilai total Rp3,2 triliun.
Adapun, beberapa nama yang membukukan aliran modal asing terbesar a.l. BMRI, ASII, INDF, AMRT, KLBF, ICBP, ADRO dan JPFA.
“Saham yang secara konsisten dibayangi outflow asing a.l. BBRI, TOWR, AMMN, MDKA, AKRA, dan MAPI,” tulisnya dalam riset, dikutip Selasa (20/8/2024).
Lebih terperinci, aliran net buy asing sepanjang 1-16 Agustus 2024 di saham BMRI tercatat sebesar Rp2,8 triliun, BBCA Rp571, 9 miliar, ASII Rp405 miliar, INDF Rp236,4 miliar, dan TLKM sebesar Rp235,4 miliar.
Tiga Sentimen Jangka Pendek
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menyebut tiga sentimen yang perlu dicermati investor dalam jangka pendek.
Pertama, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pekan ini yang akan mengumumkan keputusan tingkat suku bunga acuan. Berdasarkan konsensusnya, BI Rate akan tetap berada di level yang sama, yakni 6,25%.
"Keputusan ini konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025 serta efektivitas dalam menjaga aliran masuk modal asing," kata Dimas dalam keterangannya, dikutip Selasa (20/8/2024).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat 71,5 poin atau 0,46% ke posisi Rp15.478 per dolar AS.
Kedua, sentimen pertemuan otoritas moneter dunia pada 22 Agustus 2024, agenda forum diskusi terbuka yang rutin diadakan setiap tahun bernama "Jackson Hole Symposium" fokus pada isu tantangan ekonomi global.
Dimas mengatakan konferensi tahunan rutin tersebut akan dihadiri oleh otoritas moneter dari mancanegara seperti pejabat bank sentral, menteri keuangan, akademisi, serta tokoh keuangan dunia.
Pada pertemuan tahun ini, diprediksi membahas isyarat tentang hal yang akan dilakukan para pemegang kebijakan moneter untuk setahun ke depan.
Ketiga, sentimen The Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting Minutes, menjadi momen yang dinantikan oleh pelaku pasar. Forum tersebut akan membahas kondisi ekonomi AS dan membuat keputusan penting tentang kebijakan moneter.
"Pertemuan ini akan memberikan gambaran kebijakan suku bunga yang akan diambil oleh The Fed pada 17-18 September mendatang," jelasnya.
Berikut data aliran modal investor asing di pasar Saham 1-19 Agustus 2024
Tanggal |
Nilai (Rp miliar) |
Nilai YtD (Rp miliar) |
1 |
897,19 |
-150,73 |
2 |
474,43 |
323,7 |
5 |
-508,01 |
-184,31 |
6 |
-114,79 |
-299,1 |
7 |
341,09 |
42 |
8 |
932,88 |
974,88 |
9 |
450,63 |
1.425,5 |
12 |
489,99 |
1.915,5 |
13 |
484,14 |
2.399,63 |
14 |
577,93 |
2.977,56 |
15 |
628,03 |
3.605,59 |
16 |
767,25 |
4.372,84 |
19 |
599,3 |
4.971,14 |
Sumber: BEI, diolah.