Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN optimistis dapat menjaga target penjualan gas hingga akhir 2024 di level 954 billion british thermal unit per day (BBtud).
Target itu belakangan makin diperkuat dengan pertumbuhan penjualan di sepanjang pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang).
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengatakan penjualan gas perseroan sampai paruh pertama 2024 terbilang cukup baik. Kendati, kata Fajriyah, PGN menghadapi berbagai tantangan dari sisi pasokan.
“Pertumbuhan demand di sektor kelistrikan dan industri menjadi salah satu pendorong realisasi penjualan gas semester 1, khususnya di wilayah Jawa bagian tengah dan pemanfaatan LNG,” kata Fajriyah saat dihubungi, Minggu (18/8/2024).
Selain itu, Fajriyah mengatakan, penjualan LNG hingga semester I/2024 turut mengalami pertumbuhan sekitar 20%. Sampai Juli 2024, PGN membukukan penjualan LNG sekitar 50 BBtud.
Porsi penjualan gas alam cair ditargetkan mendorong penjualan perusahaan gas negara itu tahun ini.
Baca Juga
“Diharapkan dengan pertumbuhan demand dan selesainya integrasi infrastruktur di Jawa Timur dan Jawa Tengah dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap kinerja niaga gas semester 1,” tuturnya.
Seperti diketahui, PGN mengerek target penjualan gas itu lebih tinggi 4% dari estimasi penjualan gas sepanjang 2023 yang berada di angka 921 BBtud.
Kemudian, target penyaluran gas sepanjang 2024 tercatat sebesar 1.516 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau lebih tinggi 6% dibandingkan dengan estimasi 2023 sebesar 1.427 MMScfd.
Selanjutnya target Terminal Use Agreement (TUA) atau target volume LNG yang diregasifikasi di terminal adalah sebesar 50 BBtud. Target tersebut lebih tinggi 88% dibandingkan dengan estimasi 2023 yang tercatat sebesar 27 BBtud.
Sebelumnya, PGN membukukan kenaikan laba bersih menjadi sebesar US$121,13 juta atau setara Rp1,92 triliun (kurs jisdor Rp15.873 per dolar AS) di kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, PGAS membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$121,13 juta. Laba tersebut naik 40,79% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$86,03 juta.
Laba yang meningkat tersebut sejalan dengan pendapatan yang naik menjadi sebesar US$949,33 juta atau setara dengan Rp15,06 triliun sepanjang kuartal I/2024. Pendapatan itu naik 1,66% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$933,74 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan terhadap pihak ketiga sebesar US$630,52 juta sementara dengan pihak berelasi tercatat sebesar US$318,80 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.