Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar 30 Emiten Potensi Cuan Tersengat Anggaran Kesehatan Jokowi Rp197,8 Triliun

Analis melihat alokasi anggaran kesehatan 2025 yang mencapai Rp197,8 triliun dapat berdampak positif terhadap emiten-emiten di sektor kesehatan.
Annisa Kurniasari Saumi, Ibad Durrohman
Minggu, 18 Agustus 2024 | 08:20
Presiden Jokowi dalam Pidato Presiden dalam rangka Penyampaian RUU APBN 2025 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Presiden Jokowi dalam Pidato Presiden dalam rangka Penyampaian RUU APBN 2025 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membacakan asumsi makro 2025 pada akhir pekan lalu, Jumat (16/8/2024). Pada kesempatan itu, Kepala Negara menyebut alokasi anggaran kesehatan mencapai Rp197,8 triliun. Analis melihat asumsi makro ini dapat berdampak positif terhadap emiten-emiten di sektor kesehatan.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan asumsi makro yang ditentukan pemerintah secara umum cukup positif, dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan inflasi yang terkendali.

"Secara prospek, dengan indikasi aktivitas ekonomi yang cukup kuat ini bisa berdampak positif ke pasar modal," ujar Sukarno, Jumat (16/8/2024).

Sukarno menyebut anggaran kesehatan pada 2025 menunjukkan komitmen pemerintah di sektor ini. Dengan jumlah anggaran tersebut, Sukarno melihat dampak ke emiten sektor kesehatan selalu positif karena adanya peningkatan permintaan terhadap produk dan jasa kesehatan.

"Tapi kita perlu memperhatikan faktor lain juga seperti kondisi global, kebijakan pemerintah, dan faktor lainnya untuk melihat arah pasar modal kita di tahun depan," ucap Sukarno.

Sebagai informasi, dalam pembacaan asumsi makro, pemerintah mengalokasikan anggaran di sektor kesehatan sebesar Rp197,8 triliun, atau 5,5% dari belanja negara.

Anggaran tersebut ditujukan untuk peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan, percepatan penurunan stunting, dan penyakit menular seperti TBC, serta penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis. 

Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur sebesar Rp400,3 triliun. Angka tersebut turun 5,3% dibandingkan anggaran tahun 2023 lalu yang sebesar Rp422,7 triliun.

Menurut Sukarno penurunan anggaran di sektor infrastruktur menjadi sentimen yang sedikit kurang baik bagi pasar atau sektor yang berkaitan. Akan tetapi, Sukarno melihat hal tersebut dapat berdampak positif untuk sektor konstruksi karena anggaran di infrastruktur salah satunya difokuskan terkait dengan keberlanjutan Pembangunan IKN.

Selain itu, lanjutnya, jika perusahaan terdampak mampu mengimbangi dengan efisiensi anggaran dan tetap fokus pada proyek-proyek strategis, dampak penurunan dari anggaran infrastruktur ini mungkin tidak terlalu signifikan.

Berdasarkan catatan Bisnis, sedikitnya ada 30 emiten yang bergerak pada sektor kesehatan. Dari puluhan emiten tersebut, mayoritas kinerja sahamnya berada dalam tekanan sepanjang tahun berjalan 2024 ini. Tercatat 18 saham parkir di zona merah, 1 saham stagnan dan sisanya bergerak di zona hijau.

Saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) milik konglomerat Dato Sri Tahir tercatat menjadi saham sektor kesehatan dengan kinerja paling moncer dengan kenaikan 683,33% ytd. Sementara saham emiten BUMN PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) menjadi saham paling boncos di sektor ini dengan pelemhan 78,28% ytd.

Berikut Daftar 30 Emiten Sektor kesehatan & Kinerja Sahamnya:

NO Kode Saham Harga Saham Ytd Perubahan Ytd 
1 MERK Rp3.830 -8,37
2 PYFA Rp100 -33,23
3 SCPI Rp29.000 0%
4 CARE Rp80 -50%
5 PRIM Rp55 -37,50%
6 DGNS Rp197 -19,92%
7 MEDS Rp50 -26,47%
8 PRAY Rp610 -13,48%
9 DVLA Rp1.675 0,60%
10 INAF Rp126 -78,28%
11 HEAL Rp1.295 -13,09%
12 KAEF Rp615 -57,44%
13 KLBF Rp1.650 2,48%
14 MIKA Rp2.970 4,21%
15 MTMH Rp1.125 -16,67%
16 PEHA Rp350 -45,31%
17 PRDA Rp3.200 -40,74%
18 RSGK Rp1.160 -7,57%
19 SAME Rp318 1,26%
20 SIDO Rp720 37,14%
21 SILO Rp2.730 25,24%
22 SOHO Rp655 31%
23 SRAJ Rp2.350 683,33%
24 TSPC Rp2.790 52,04%
25 OMED Rp182 -0,55%
26 MMIX Rp56 -72%
27 PEVE Rp236 38,82%
28 HALO Rp71 42%
29 MMIX Rp56 -72%
30 IRRA Rp464 -42%

_____________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper