Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.832/Dolar AS Hari Ini

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.832 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (13/8/2024).
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.832 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (13/8/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,77% atau 122,5 poin ke posisi Rp15.832 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,09% ke posisi 103,049.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,42%, baht Thailand melemah 0,05%, dan won Korea melemah 0,15%.

Sementara itu, mata uang yang menguat di antaranya ringgit Malaysia menguat 0,15%, yuan China menguat 0,10%, dolar Hong Kong menguat sebesar 0,02%, peso Filipina menguat 0,62%, dolar Taiwan menguat 0,02%, dolar Singapura menguat sebesar 0,10%, dan rupee India stagnan 0,00%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat tajam 122 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 130 poin dilevel Rp15.832,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.955.

Sedangkan untuk perdagangan besok, dia memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, namun akan ditutup menguat direntang Rp15.750-Rp15.860.

Ibrahim menjelaskan bahwa indeks dolar bergerak tipis terhadap mata uang lainnya, memperpanjang kinerja semalam yang lesu, karena antisipasi menjelang data inflasi utama AS pada pekan ini, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek penurunan suku bunga.

Menurutnya, fokus pekan ini akan tertuju pada data indeks harga konsumen dari AS, yang akan dirilis pada Rabu mendatang. Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi sedikit mereda pada Juli.

Tanda-tanda penurunan inflasi yang lebih lanjut memberi Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ekonomi AS menuju resesi.

Dia menjelaskan bahwa pasar terbagi atas pemotongan 25 dan 50 basis poin pada September, dengan data inflasi pada Rabu nanti, kemungkinan akan memberikan lebih banyak wawasan tentang potensi pemotongan.

Adapun di luar data inflasi, pembacaan produksi industri dan penjualan eceran juga akan memberikan lebih banyak isyarat tentang ekonomi terbesar di dunia pada pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper