Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar Modal Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke-47 pada Senin (12/8/2024). Bertepatan dengan ini, pelaku pasar menyampaikan berbagai fokus terhadap pasar modal Indonesia mulai dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), FCA, hingga perlindungan investor.
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menyampaikan terdapat berbagai macam pencapaian hingga HUT ke-47 pasar modal Indonesia.
Perkembangan positif tersebut seperti peningkatan jumlah emiten dan investor, pertumbuhan kapitalisasi pasar, diversifikasi produk keuangan, peningkatan literasi keuangan, dan sistem yang terintegrasi baik antara pelaku pasar dan regulator.
"Aspek yang perlu ditingkatkan dan dibenahi seperti mendorong pertumbuhan investor ritel, peningkatan integrasi dengan pasar modal global, dan menguatkan pengawasan pasar," kata Laksono, Senin (12/8/2024).
Selain itu, aspek lain yang menurutnya dapat ditingkatkan dan dibenahi adalah penguatan pengawasan pasar, dan peningkatan pendalaman pasar, serta penurunan AUM reksa dana saat ini.
Dia melanjutkan sejauh ini, BEI telah cukup memberikan perhatian terhadap isu transparansi perdagangan dengan fitur Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV). Hal ini dapat memudahkan investor untuk melakukan eksekusi order dan meminimalisir potensi marking the close.
Baca Juga
Sejauh ini, lanjutnya, BEI juga gencar mengembangkan produk dan layanan pasar modal sesuai dengan roadmap tahun 2024 yang meliputi instrumen equity, fixed income dan derivatif untuk meningkatkan pendalaman pasar, dan memberikan kesempatan bagi investor untuk tetap melakukan transaksi bahkan pada saat pasar yang sedang bearish.
Sementara itu, mengenai peningkatan active investor, BRI Danareksa Sekuritas melihat sejak adanya pandemi aktivitas investor retail meningkat dengan jumlah retail investor hingga mencapai 5,7 juta nasabah di Juni 2024.
Namun, peningkatan jumlah investor tidak diimbangi dengan jumlah active investor, dibuktikan dengan adanya tren penurunan RNTH pascapandemi.
Dia juga menyoroti mekanisme FCA yang kurang transparan berpotensi mendorong investor melakukan aksi panic selling di harga batas bawah, bahkan memilih untuk meninggalkan pasar modal karena ketidakjelasan kebijakan FCA sehingga membuat likuiditas menurun.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga HUT ke-47 pasar modal masih sejalan dengan stabilitas perekonomian. Menurutnya, hal ini dapat menunjang peningkatan inflow yang terjadi di pasar modal Indonesia.
Meski demikian, Nafan melihat terdapat beberapa hal yang dapat dibenahi pada pasar modal Indonesia. Hal tersebut seperti perbaikan infrastruktur pasar modal agar bisa meningkatkan akselerasi perdagangan di Tanah Air. "Juga dari sisi hukum memang harus menitikberatkan ke perlindungan investor," tuturnya.