Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Targetkan Kapitalisasi Pasar Rp22.000 Triliun, BEI Rayu Konglomerat IPO

BEI akan mencoba untuk menarik IPO dari grup konglomerat agar bisa meningkatkan kapitalisasi pasar sampai Rp22.000 triliun.
BEI akan mencoba untuk menarik IPO dari grup konglomerat agar bisa meningkatkan kapitalisasi pasar sampai Rp22.000 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
BEI akan mencoba untuk menarik IPO dari grup konglomerat agar bisa meningkatkan kapitalisasi pasar sampai Rp22.000 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan baru presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menargetkan kapitalisasi pasar modal mencapai hingga Rp22.000 triliun pada 2027. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan strategi untuk meningkatkan kapitalisasi pasar, salah satunya menarik IPO dari grup konglomerat.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan pihaknya optimistis dapat mencapai target kapitalisasi pasar sebesar Rp22.000 triliun yang ditargetkan kabinet Prabowo-Gibran. Salah satu jalur yang ditempuh BEI adalah penambahan kapitalisasi pasar melalui IPO dari perusahaan-perusahaan lighthouse dan konglomerat.

"Lighthouse IPO masih banyak. Menurut saya juga masih cukup banyak perusahaan besar yang belum listing yang kami harap dapat menambah kapitalisasi pasar," ujar Irvan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (12/8/2024).

Dia melanjutkan, selain dari sisi IPO, penambahan kapitalisasi pasar juga dilakukan melalui berbagai kegiatan corporate action.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan untuk menggaet lebih banyak perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar melantai di Bursa, BEI telah menjalankan kerja sama untuk melakukan survei kepada konglomerasi dan grup-grup besar yang belum menjadi perusahaan tercatat.

Tujuan dari survei ini menurut Nyoman adalah bagaimana Bursa dapat mengetahui apa yang mengakibatkan grup konglomerasi tersebut belum masuk ke pasar modal Indonesia.

"Jadi kami ada dua riset yang sedang kami lakukan. Riset dari sisi supply side, kenapa para grup besar belum tercatat," ujar Nyoman.

Riset kedua yang juga dilakukan Bursa adalah dari sisi demand. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi investor dan  perusahaan besar seperti apa yang investor inginkan untuk tercatat.

Kedua riset tersebut akan digabungkan Bursa untuk menjadi feedback bagi regulator dan stakeholder untuk mengembangkan pasar modal ke depan.

Nyoman juga memberikan kabar terbaru mengenai IPO mercusuar atau lighthouse. Menurutnya, satu perusahaan lighthouse telah memastikan akan melakukan IPO dan tengah memperbaiki laporan keuangannya.

"Tentu kami akan menunggu IPO yang lighthouse ini, apakah akan menyampaikan di periode ini. Mudah-mudahan mereka akan masuk [Bursa] di tahun ini," tutur Nyoman.

Sebelumnya, dalam materi presentasinya di APINDO, Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Dradjad H. Wibowo menuturkan target market cap Prabowo-Gibran lebih tinggi dari target dalam peta jalan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam roadmap OJK, OJK menargetkan market cap pada tahun 2027 berada di atas Rp15.000 triliun atau sebesar 70% dari produk domestik bruto (PDB) versi IMF.

Sementara itu, Prabowo-Gibran menargetkan market cap pasar modal dapat mencapai lebih dari Rp22.000 triliun atau 70% dari PDB. 

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper