Bisnis.com, JAKARTA — PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) melepas 10,63% saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) pada akhir bulan lalu. Seiring dengan lepasnya kepemilikan saham BNBR, masuk investor baru di VKTR.
Berdasarkan keterbukaan informasi, terjadi transaksi penjualan saham VKTR oleh pemegang saham pengendalinya yakni BNBR sebesar 4,65 miliar lembar saham atau porsi 10,63% pada 31 Juli 2024. Harga transaksi mencapai Rp100.
"Tujuan transaksi adalah untuk penyelesaian utang kepada pihak ketiga yang tidak terafiliasi dengan perseroan," tulis Manajemen VKTR di keterbukaan informasi pada Rabu (7/8/2024).
Sebelumnya, BNBR juga memang telah menjalankan dua kali transaksi penjualan saham VKTR. Per 11 Juli, sebanyak 975 juta lembar saham VKTR milik BNBR dilepas. Kemudian, BNBR melepas sebanyak 1 miliar lembar saham VKTR pada 19 Juli 2024.
Alhasil, dalam sebulan jumlah saham yang dilepas BNBR mencapai 6,62 miliar lembar. Kepemilikan saham BNBR di VKTR pun kian merosot. Per 30 Juni 2024, BNBR masih menggenggam 19,92 miliar lembar saham VKTR dengan porsi 45,55%.
Kini, jumlah saham yang dimiliki BNBR di VKTR menjadi 13,3 miliar lembar saham dengan porsi 30,41%.
Baca Juga
Seiring dengan penjualan saham yang dijalankan BNBR di VKTR, masuk investor baru di VKTR. Tercatat, PT Silvery Moon Investment Ltd. menjalankan transaksi pembelian saham sebanyak 4,65 miliar lembar VKTR pada 31 Juli 2024.
Silvery Moon Investment kemudian menggenggam 10,63% saham di VKTR dengan status kepemilikan saham langsung.
Adapun, BNBR melepas saham VKTR kepada Silvery Moon Investment di level harga Rp100 per lembar. Artinya, BNBR sekurang-kurangnya meraup cuan Rp465 miiar dari transaksi tersebut.
Di lantai Bursa, saham VKTR terpantau stagnan diposisi Rp122 per lembar pada penutupan perdagangan Rabu (7/8/2024). Dalam 3 bulan terakir, saham VKTR telah terkoreksi 3,17%. Meski begitu secara year to date saham VKTR masih menguat 0,83%. Kapitalisasi pasar VKTR tercatat senilai Rp5,34 triliun.
Sebelumnya, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) membukukan penurunan kinerja keuangan secara tahunan pada semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (26/7/2024), laba bersih VKTR mengalami penurunan 65,04% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp15,11 miliar pada periode Januari-Juni 2024, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp43,22 miliar.
Koreksi laba bersih VKTR tidak lepas dari pendapatan yang juga terkoreksi 36,31% YoY menjadi Rp408,99 miliar, dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp642,19 miliar.
Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono mengatakan terjadi kontraksi dalam penjualan, terutama pada segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan manufaktur suku cadang.
"Hal ini sejalan dengan tren penjualan kendaraan nasional yang tercatat menurun sebesar 19% YoY bahkan lebih dalam di segmen kendaraan komersial yang menurun sebesar 26% YoY menurut data Gaikindo," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2024).
Dia mengatakan penurunan kinerja ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti periode politik dan kondisi makro global tidak menentu yang sangat mempengaruhi kondisi finansial dan perbankan, namun VKTR tetap optimis dalam menjalankan bisnis yang unggul.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.