Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) meningkatkan porsi kepemilikan pada usaha patungan atau joint venture (JV) bersama dengan GEM Co., Ltd., PT ESG New Energy Material.
Lewat perusahaan investasi, PT Merdeka Industri Anantha (MIA), MBMA menambah porsi kepemilikan di PT ESG New Energy Material atau PT ESG sebesar 5%, yang awalnya memiliki porsi saham 55% menjadi 60%. Sisanya, porsi saham dipegang oleh GEM.
GM Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Tom Malik mengatakan kepemilikan MBMA di PT ESG dipegang lewat MIA.
“Selama kuartal kedua, MIA meningkatkan kepemilikannya di PT ESG dari 55% menjadi 60%,” kata Tom saat dihubungi, Rabu (7/8/2024).
Sampai akhir kuartal kedua 2024, pembangunan smelter HPAL (High Pressure Acid Leaching) PT ESG telah selesai 51,8%. Rencanannya, komisioning proyek bakal dikejar pada akhir 2024.
Investasi proyek HPAL itu mencapai US$490 juta dengan kontribusi ekuitas pemegang saham sebesar US$180 juta.
Baca Juga
“Pada akhir kuartal kedua, pemegang saham PT ESG telah menginventasikan secara total US$330 juta dalam konstruksi proyek, terdiri dari US$180 juta dari ekuitas dan US$150 juta dalam proyek pembiayaan,” kata Tom.
Adapun, pabrik itu memiliki kapasitas 30.000 ton nikel bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.
Nantinya HPAL akan dibangun dan dioperasikan oleh PT ESG New Energy Material (HPAL JV Co) dengan nilai investasi sebesar US$600 juta atau setara Rp9,22 triliun (kurs jisdor Rp15.383).
Pembangunan HPAL oleh GEM akan melalui dua tahap. Tahap pertama akan memiliki kapasitas nameplate sebesar 20.000 ton per tahun dengan target commissioning akhir 2024, sementara tahap kedua akan meningkatkan kapasitas menjadi 30.000 ton per tahun dengan commissioning pada pertengahan 2025.
Investasi konstruksi gabungan total untuk kedua tahap tersebut dibatasi pada US$600 juta, dengan jaminan biaya konstruksi yang disediakan oleh GEM.
HPAL akan dibangun di dalam Kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) berdampingan dengan pabrik pengolahan milik GEM yaitu HPAL PT QMB New Energy Materials (QMB) yang sudah beroperasi pada pertengahan tahun 2022.
QMB juga memiliki kapasitas maksimum yang telah dirancang dari pabrik atau fasilitas yang dapat menghasilkan nikel dalam bentuk MHP sebanyak 30.000 ton per tahun.
Nantinya HPAL tersebut akan membeli dan mengolah bijih nikel laterit dengan syarat komersial dari tambang SCM milik MBMA dalam perjanjian pasokan bijih untuk jangka waktu 20 tahun yang dimulai sejak tanggal komisioning.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.