Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun ke posisi 7.298 pada perdagangan pagi ini, Rabu (24/7/2024), terbebani pelemahan saham GOTO, TLKM hingga BMRI.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka turun 0,20% ke level 7.298. Selama 2 menit perdagangan, indeks bergerak di rentang 7.284 hingga 7.309.
Sebanyak 167 saham naik, 165 saham turun dan 612 saham stagnan pagi ini. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.362 triliun.
Mayoritas indeks sektoral bergerak turun pagi ini seperti konsumer non siklikal dan siklikal, finance, infrastruktur, teknologi dan properti. Sektor yang hijau ialah industrial, transportasi, basic material dan energi.
Sejumlah saham menjadi penekan indeks pagi ini, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang turun 1,82% ke posisi Rp54 per saham.
Selanjutnya PT Telkom Indonesia (TLKM) yang turun 1,58% ke posisi Rp3.110 per saham disusul saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang turun 1,51% ke posisi Rp6.525 per saham.
Baca Juga
Saham-saham lain yang menyeret IHSG merah yaitu MTEL, BBTN, MEDC, hingga MAPI.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran 7.300 karena dibayangi oleh koreksi mayoritas indeks global.
“Secara teknikal, keberadaan strong resistance di 7330-7350 membatasi penguatan IHSG dalam jangka pendek.” kata Valdy dalam riset harian, Rabu (24/7/2024).
Dari eksternal, pasar masih mencerna keputusan pengunduran diri Joe Biden sebagai Calon Presiden Partai Demokrat terhadap peta pemilu AS pada November 2024 mendatang.
Sejumlah analis memperkirakan peluang besar Donald Trump untuk memenangi pemilu tersebut. Isu kebijakan inward looking, peningkatan intensitas U.S.-China trade wars dan dampaknya terhadap world trade value kembali mengemuka.
Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data Foreign Direct Investment (FDI) kuartal II/2024. Data ini dapat mempengaruhi cara pasar memandang outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisa tahun 2024. Pasar memang telah mengantisipasi potensi perlambatan pertumbuhan FDI di tahun pemilu.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.