Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Pekan Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.191, Dolar AS Masih Perkasa

Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.191 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/7/2024). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau perkasa.
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.191 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/7/2024). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau perkasa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.191 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/7/2024). Sementara itu, indeks dolar AS terpantau perkasa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.191 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/7/2024), di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga di September meningkat.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.191 per dolar AS atau turun 0,22%. Sementara itu indeks dolar terpantau menguat 0,17% ke posisi 104,060.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,05% dan rupee India naik sebesar 0,01%.

Sementara itu mata uang yang turun adalah baht Thailand sebesar 0,34%, ringgit Malaysia melemah 0,38%, yuan China turun 0,07%, peso Filipina melemah 0,15% dan won Korea melemah 0,38%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS, dengan para pedagang memperkirakan lebih dari 90% kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, menurut CME Fedwatch.

Di sisi lain, European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 4,25 persen pada pertemuan Juli 2024. Dalam pertemuan tersebut, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga kebijakan pada tanggal September 2024 terbuka lebar, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lagi pada 2024.

Ibrahim juga menjelaskan laporan media minggu ini menunjukkan bahwa AS sedang mempertimbangkan pembatasan perdagangan yang lebih ketat terhadap Tiongkok, terutama sektor teknologi dan pembuatan chip di negara tersebut.

“Laporan tersebut meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang baru antara Beijing dan Washington, mengingat hubungan dagang antara keduanya sudah tegang,” kata dia dalam riset harian, Jumat (19/7/2024).

Dari internal, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan kinerja dagang pada semester II/2024. Salah satunya memperkuat transformasi struktur ekspor ke arah peningkatan ekspor produk manufaktur, memperluas pasar ekspor ke Asean, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) yang belum tuntas.

Lalu, meningkatkan ekspor dengan fokus utama pada penurunan tarif, memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional, memperkuat peran perwakilan perdagangan luar negeri, dan digitalisasi perdagangan.

Oleh karena itu, Ibrahim memproyeksikan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.180 - Rp16.240 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper