Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG usai BI Tahan Suku Bunga

Sektor saham semen, ritel, dan bank dinilai layak dicermati setelah hasil RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 6,25%.
Ilustrasi karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Rekomendasi saham dan pergerakan IHSG setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan.

Sektor saham semen, ritel, dan bank dinilai layak dicermati setelah hasil RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 6,25%.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menilai dalam jangka pendek penguatan IHSG relatif terbatas karena kenaikan yang cukup signifikan dalam sebulan terakhir. 

“Karena untuk saat ini belum ada tanda-tanda penurunan dari BI Rate, kami masih netral untuk jangka pendek,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/7/2024). 

Sampai dengan akhir tahun, lanjut dia, IHSG masih berpotensi menguat dengan proyeksi investor asing atau inflow wait and see. Pemodal luar negeri menurutnya masih akan memantau bagaimana susunan kabinet pemerintahan mendatang dan perkembangan data-data ekonomi Indonesia. 

Sejalan dengan hal tersebut, Martha sendiri merekomendasikan tiga sektor yang menarik untuk dilirik yaitu semen, ritel, dan perbankan. 

Adapun, rekomendasi saham yakni SMGR dengan target harga Rp6.425, INTP dengan target Rp9.150, MAPI memiliki target Rp1.935, dan ACES di level Rp775 per saham. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG saat ini berada di level 7.224 atau melemah 0,67% secara year to date. Pelemahan IHSG terjadi seiring dengan keluarnya investor asing.

Hingga perdagangan Rabu (17/7/2024) asing masih mencatatkan net sell Rp3,92 triliun secara year to date. Meski demikian, dalam sebulan perdagangan asing sudah mulai masuk kembali dan mencatatkan net buy sebesar Rp4,62 triliun. 

-------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper