Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Indonesia Tbk. (BBNI) kompak naik sesaat setelah Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko mengklaim telah melakukan pembelian saham Senin lalu.
Berdasarkan data RTI Business, saham BBNI naik 4,28% menjadi Rp4.870 per saham dibandingkan dengan harga penutupan Senin, (8/7/2024) di posisi Rp4.670 per saham. Meski demikian, secara year to date saham BBNI turun 9,40% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp181,64 triliun.
Setali tiga uang, saham BBRI juga ikut melonjak sejak perdagangan Senin. Pada penutupan perdagangan Kamis (11/7/2024) saham BBRI berada di level Rp4.840 per saham atau naik 2,52% dibandingkan harga Senin di Rp4.750 per saham.
Secara year to date, saham BBRI masih turun 15,46%, kapitalisasi pasar juga tercatat sebesar Rp733,55 triliun.
Seperti yang diketahui, dua saham bank jumbo ini menjadi koleksi Bos Cat Avian setelah melepas PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Hermanto Tanoko mengungkapkan dirinya melihat bank jumbo seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) memiliki valuasi menarik.
“BBNI bagus kan, di antara big four BBNI valuasinya paling menarik. Terus yang turunnya paling banyak juga BBRI. Dua bank ini menjadi favorit,” kata Hermanto beberapa waktu lalu.
Analis KB Valbury Sekuritas KBVS) Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya merekomendasikan beli saham BBNI dan BBRI. Menurutnya, kinerja pertumbuhan pendapatan pada semester I/2024 diperkirakan akan tetap solid setelah melihat kinerja lima bulan pertama 2024.
“Kami mempertahankan rekomendasi overweight, dengan BBRI dan BBNI sebagai pilihan utama kami,” kata Achmad, dikutip Jumat (12/7/2024).
Lebih lanjut, Achmad menjelaskan kuartal II/2024 memainkan peran penting bagi bank-bank untuk mencapai perkiraan pendapatan KBVS dan konsensus 2024.
Tingkat penyisihan rugi yang rendah menjadi kunci utama dalam pertumbuhan pendapatan keseluruhan di tengah kontraksi NIM yang dapat diprediksi.
Meski demikian terdapat beberapa risiko untuk dua rekomendasi saham KBVS, yaitu pertumbuhan pinjaman yang lebih rendah dari yang diharapkan, lingkungan likuiditas yang ketat dalam jangka panjang, memburuknya NIM, biaya dana dan penyisihan yang lebih tinggi dari yang diharapkan dan dampak yang tidak signifikan dari repricing yield pinjaman.
Selain itu, terdapat risiko memburuknya kualitas aset, inflasi yang meningkat dan perlambatan aktivitas ekonomi, ketidakpastian global yang berlanjut, memburuknya ketegangan di Timur Tengah serta periode suku bunga tinggi yang berlanjut.
BBRI direkomendasikan beli dengan target harga Rp6.830 sementara BBNI memiliki target Rp6.530 per saham.
----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.