Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Variatif di Awal Pekan, Jelang Rilis Laporan OPEC, EIA Hingga Badai Beryl

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 sedangkan Brent menguat.
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Harga minyak bergerak variatif menjelang laporan dari OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) pada minggu ini, yang akan menjelaskan mengenai keseimbangan minyak mentah global. Para pedagang kini juga melacak jalur Badai Tropis Beryl saat mendekati Texas. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (8/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 melemah 0,08% atau 0,07 poin menjadi US$83,09 per barel pada pukul 07.10 WIB. 

Sementara itu, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 meningkat 0,15% atau 0,13 poin menjadi US$86,67 per barel.

Minyak mentah WTI kini diperdagangkan di atas US$83 per barel. Kemudian minyak mentah Brent juga meningkat mendekati US$87 per barel setelah empat minggu kenaikan. 

OPEC dan IEA akan menyajikan ringkasan pasar bulanan pada minggu ini, seperti halnya dengan Badan Informasi Energi Amerika Serikat (AS) atau EIA. 

Badai Tropis Beryl juga diperkirakan menguat dengan cepat kala mendekati pantai Texas pada Senin (8/7) dan perusahaan-perusahaan minyak menyesuaikan operasinya saat badai tersebut mendekati.  Sistem badai terakhir berada pada 217 km di timur-tenggara Corpus Christi. 

Minyak telah menyentuh level tertinggi sejak akhir April 2024 minggu lalu. Kenaikan terjadi karena ekspektasi permintaan yang lebih tinggi dan persediaan yang lebih rendah, selama bulan-bulan musim panas mendorong harga naik. 

Sementara reli menghadapi beberapa hambatan dan ada melemahnya dari Negeri Tirai Bambu, yakni importir minyak mentah terbesar, terdapat ekspektasi pasar yang lebih luas pada pemangkasan suku bunga AS yang mendorong meningkatkan aset berisiko, termasuk komoditas

Di sisi geopolitik, hasil pemilu yang mengejutkan di Prancis yang dimenangkan oleh koalisi sayap kiri. Hal ini dapat menjadi tanda ketidakstabilan politik, lantaran tidak ada satu partai pun yang memperoleh suara mayoritas di Majelis Nasional

Di AS, diketahui terdapat tekanan yang terus meningkat agara Presiden Biden dapat mengundurkan diri dari pencalonan presiden. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper