Bisnis.com, JAKARTA — Sektor saham bank dan properti direkomendasikan analis untuk dicermati saat suku bunga atau BI Rate diturunkan. Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Rabu (21/5/2025), yang mendorong penguatan IHSG.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan penurunan BI Rate menjadi berita yang positif untuk emiten-emiten dengan sektor terkait seperti bank, properti, dan otomotif. Di sektor perbankan, Martha menjelaskan penurunan BI Rate akan menurunkan cost of fund, dan membuat net interest margin emiten bank membaik.
"Kedua, otomotif. Itu [penurunan BI Rate] juga bisa menggairahkan kembali kredit, khususnya untuk otomotif," ujar Martha, Rabu (21/5/2025).
Dia melanjutkan, tahun ini menjadi tahun yang sulit untuk sektor otomotif untuk pulih. Adapun, sektor otomotif mendapat tantangan sejak awal tahun ini dari sisi daya beli masyarakat yang lemah dan posisi suku bunga yang relatif tinggi.
Selanjutnya untuk sektor properti, Martha menjelaskan emiten-emiten properti yang memiliki pasar di segmen menengah bawah akan sangat terpengaruh dengan suku bunga. Dengan suku bunga rendah, harapannya masyarakat akan lebih bisa berbelanja properti.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan penurunan suku bunga BI saat ini sudah cukup sampai saat ini karena sudah dilakukan dua kali dengan total 50 basis points.
"[BI Rate] Bisa dipangkas lagi. Tapi, kalau jarak antara BI Rate dengan The Fed lebih rendah daripada 1%, hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya capital outflow," ujar Nico, Rabu (21/5/2025).
Oleh sebab itu, lanjut Nico, pasar bisa mengharapkan BI Rate kembali turun, dengan catatan The Fed harus menurunkan tingkat suku bunga terlebih dahulu sebanyak 25 bps.
"Kalau The Fed bisa pangkas suku bunga satu kali, maka Bank Indonesia bisa mendapatkan kesempatan untuk memangkas suku bunga satu kali lagi," tuturnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.