Bisnis.com, JAKARTA – Total ada delapan perusahaan BUMN selaku pelaksana penugasan infrastruktur dengan nilai Penyertaan Modal Negara (PMN) terbesar, terhitung sejak 2015 hingga kuartal I/2023.
Melansir data Kementerian Keuangan, yang dipublikasikan dalam Nota Keuangan APBN Tahun Anggaran 2024, delapan BUMN itu adalah PT Hutama Karya (Persero), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Selanjutnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.
Berdasarkan data tersebut, Hutama Karya atau HK menjadi perusahaan pelat merah dengan nilai PMN terbesar yakni Rp105,1 triliun. Posisinya disusul oleh PLN yang meraih Rp50,1 triliun, Pertamina sebesar Rp49,9 triliun, dan Waskita Rp24,4 triliun.
Sementara itu, PT KAI mengekor dengan raihan PMN sebesar Rp12,5 triliun, Wijaya Karya senilai Rp4 triliun, Adhi Karya mencapai Rp3,4 triliun, dan PTPP sebesar Rp2,3 triliun.
Nilai PMN ini bisa saja lebih besar karena beberapa BUMN, seperti Hutama Karya dan WIKA memperoleh tambahan modal pada 2024. Kemarin, Rabu (3/7/2024), DPR menyepakati Hutama Karya atau HK menerima PMN tunai Rp1 triliun dan nontunai Rp1,93 triliun.
Baca Juga
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menuturkan ada tiga urgensi dari usulan PMN 2024 senilai Rp1 triliun. Pertama, memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam percepatan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Kedua, PMN bakal digunakan perseroan untuk melanjutkan pengusahaan ruas Jalan Tol Palembang - Betung. Ketiga, injeksi modal tersebut diperlukan untuk meningkatkan konektivitas backbone JTTS dari Bakauheni hingga Jambi.
“Manfaat PMN ini adalah meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatra sehingga mampu menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi, meningkatkan potensi penerimaan fiskal, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sepanjang koridor jalan tol,” ujarnya.
Di sisi lain, WIKA diketahui memperoleh suntikan modal sebesar Rp6 triliun pada awal 2024. Suntikan modal ini ditempuh melalui skema Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Dalam aksi itu, WIKA menawarkan 46,81 miliar saham baru seri B dengan nominal Rp100 per saham. Harga pelaksanaan aksi korporasi ini ditetapkan Rp197 per saham atau mewakili 83,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Berikut daftar BUMN infrastruktur penerima PMN terbesar 2015 – kuartal I/2023:
BUMN | PMN 2015 - Kuartal I/2023 |
PT Hutama Karya (Persero) | Rp105,1 triliun |
PT PLN (Persero) | Rp50,1 triliun |
PT Pertamina (Persero) | Rp49,9 triliun |
PT Waskita Karya (Persero) | Rp24,4 triliun |
PT KAI (Persero) | Rp12,5 triliun |
PT Wijaya Karya (Persero) | Rp4 triliun |
PT Adhi Karya (Persero) | Rp3,4 triliun |
PT PP (Persero) | Rp2,3 triliun |
Sumber: Nota Keuangan APBN 2024, Kementerian Keuangan
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.