Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RMK Energy (RMKE) Terbitkan Obligasi Rp1,5 Triliun untuk Ekspansi

Investor & Public Relations RMKE Julius Caesar Samosir mengatakan penerbitan obligasi rupiah dilakukan sebagai modal berekspansi di luar Sumatera Selatan.
Dari kiri ke kanan: Direktur PT RMK Energy Tbk. (RMKE) Sugiyanto, Direktur RMKE Jennifer Angeline, dan Direktur Utama RMKE Vincent Saputra dalam paparan publik RMKE di Jakarta, Kamis (18/4/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.
Dari kiri ke kanan: Direktur PT RMK Energy Tbk. (RMKE) Sugiyanto, Direktur RMKE Jennifer Angeline, dan Direktur Utama RMKE Vincent Saputra dalam paparan publik RMKE di Jakarta, Kamis (18/4/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA - PT RMK Energy Tbk. (RMKE) akan menerbitkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun dalam waktu dekat yang digunakan untuk ekspansi di luar Sumatra Selatan

Investor & Public Relations RMKE Julius Caesar Samosir mengatakan penerbitan obligasi rupiah dilakukan sebagai modal berekspansi di luar Sumatera Selatan. 

“[Dana] untuk ekspansi di luar Sumatera Selatan,” kata Julius kepada Bisnis, Minggu (30/6/2024). 

Adapun penerbitan obligasi dalam rupiah juga dilakukan karena biaya yang dikeluarkan serta laporan keuangan RMKE dicatatkan dalam rupiah. Menurut Julius, obligasi rupiah lebih aman dibandingkan dengan penerbitan dalam mata uang lainnya. 

Seperti yang diketahui, RMKE berencana menerbitkan obligasi pertamanya dalam rupiah sebesar Rp1,5 triliun. Mengutip Bloomberg, underwriter potensial akan segera diumumkan. 

Ekspansi di luar Sumatera Selatan tersebut merupakan bagian dari target peningkatan kapasitas logistik sebesar menjadi sebesar 20 juta ton pada 2028 dari yang saat ini sebesar 7,6 juta ton. 

Selain itu RMKE juga menargetkan peningkatan penjualan batu bara menjadi 9,9 juta ton dalam empat tahun mendatang. 

Adapun hingga Mei 2024 RMKE telah membongkar 1.309 rangkaian kereta dengan kapasitas 3,2 juta metrik ton batu bara dan memuat 2,9 juta metrik ton batu bara ke 380 kapal tongkang. 

Volume bongkaran kereta dan muatan kapal tongkang ini telah mencapai target 2024 masing-masing sebesar 31,6% dan 32,0%.

Sebelumnya, Direktur Utama RMKE Vincent Saputra mengatakan pihaknya tengah melihat dampak perang Iran-Israel ke harga komoditas batu bara. RMKE melihat ke depan kemungkinan harga komoditas batu bara akan naik ke depannya. 

"Kami melihat ke depan kemungkinan harga batu bara akan naik, tapi memang harus didukung dengan data," kata Vincent, di Jakarta.

Dia melanjutkan dari sisi permintaan, tren permintaan batu bara masih mengalamii penurunan. RMKE memperkirakan penurunan ini akan terjadi pada satu atau dua bulan ke depan, lalu setelahnya akan ada kenaikan yang cukup signifikan, tergantung perang dan kondisi geopolitik yang tidak stabil saat ini. 

Vincent melanjutkan, saat ini RMKE cukup terbantu dengan pelemahan rupiah, terutama untuk penjualan ekspor. Vincent mengatakan saat ini penjualan batu bara RMKE sebesar 75% merupakan ekspor. 

"Dengan harga batu bara turun itu jadi tantangan bagi kami, tapi kami cukup terbantu oleh kurs karena kami dibayar dolar AS. Jadi ekspor kami diuntungkan dengan pelemahan rupiah," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper