Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah Sentuh Rp16.413, Dolar AS Perkasa

Rupiah ditutup melemah ke level Rp16.413 pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2024). Mata uang Garuda melemah di tengah penguatan dolar AS.
Rupiah ditutup melemah ke level Rp16.413 pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2024). Mata uang Garuda melemah di tengah penguatan dolar AS. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah ditutup melemah ke level Rp16.413 pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2024). Mata uang Garuda melemah di tengah penguatan dolar AS. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp16.413 pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2024). Rupiah melemah di tengah penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,23% ke Rp16.413 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,18% ke 105,80.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang turun 0,12% persen, dolar Singapura turun 0,10%, won Korea Selatan turun 0,10%, yuan China turun 0,05%, ringgit Malaysia melemah 0,22%, dan baht Thailand turun 0,0,17%.

Lalu peso Filipina turun 0,17%, dolar Taiwan turun 0,36%, serta rupee India turun 0,18%. Sementara itu, dolar Hong Kong ditutup stagnan di hadapan dolar.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini pasar menunggu data inflasi indeks harga PCE yang akan dirilis minggu ini. Data tersebut merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, dan kemungkinan menjadi salah satu faktor bagi The Fed untuk menentukan kenaikan atau penurunan suku bunga.

Dia melanjutkan tanda-tanda ketahanan perekonomian AS baru-baru ini datang dari data indeks manajer pembelian yang kuat dan pembacaan kepercayaan konsumen. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan memiliki cukup ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen datang dari kekhawatiran masyarakat terhadap fluktuasi kurs rupiah dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Meski demikian, pemerintah masih optimistis jika kondisi fundamental makro ekonomi Indonesia masih berada dalam kondisi baik-baik saja.

Saat ini, kata Ibrahim, tantangan utama pemerintah adalah bagaimana Indonesia bisa waspada dan mengantisipasi agar dampak negatif dari kondisi global tidak masuk ke dalam negeri dan pentingnya kerja sama antar pihak, termasuk Bank Indonesia, pemerintah, dan sektor swasta.

"Kerja sama ini diperlukan guna menjaga optimisme pasar dan memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap bisa bertahan dan berkembang kendati di bawah tekanan global," ujar Ibrahim.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih akan melanjutkan pelemahan di rentang Rp16.400-Rp16.460 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper