Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Rupiah Sepanjang 2024, Termasuk Terlemah se-Asia?

Sepanjang 2024, mata uang rupiah terpantau telah turun 6,22% ke posisi Rp16.369 per dolar AS. Berbagi nasib dengan beberapa mata uang kawasan Asia lainnya.
Sepanjang 2024, mata uang rupiah terpantau telah turun 6,22% ke posisi Rp16.369 per dolar AS. Berbagi nasib dengan beberapa mata uang kawasan Asia lainnya. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sepanjang 2024, mata uang rupiah terpantau telah turun 6,22% ke posisi Rp16.369 per dolar AS. Berbagi nasib dengan beberapa mata uang kawasan Asia lainnya. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang 2024, mata uang rupiah terpantau telah turun 6,22% ke posisi Rp16.369 per dolar AS. Kinerja rupiah tersebut tidak jauh berbeda dengan beberapa mata uang kawasan Asia lainnya.

Berdasarkan data Tradingview, rupiah telah melemah 6,22% secara year to date. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah bahkan sempat berada di level Rp16.405 per dolar AS.

Tekanan dolar AS juga dialami oleh rupiah juga dialami oleh beberapa mata uang kawasan Asia lainnya, seperti yen Jepang, ringgit Malaysia, baht Thailand, yuan China, peso Filipina, won Korea dan rupee India.

Mata uang yang jatuh lebih dalam dari rupiah adalah won Korea 6,65% secara year to date, disusul mata uang baht Thailand yang turun 6,69% secara year to date.

Kemudian yen Jepang yang paling melemah terhadap dolar AS yaitu sebesar 11,92% secara year to date.

Sementara itu, mata uang yang turun namun lebih baik dibandingkan dengan rupiah adalah ringgit Malaysia yang turun terhadap dolar AS sebesar 2,53% secara year to date, yuan China turun 2,09%, dan peso Filipina turun 5,70% ytd, dan rupee India sebesar 0,28% ytd.

Di sisi lain, indeks dolar justru melaju hijau dengan naik 3,90% secara year to date. Sepanjang tahun, indeks dolar sempat bergerak ke level 105,1.

Tim riset NH Korindo Sekuritas menyebutkan nilai tukar rupiah ambruk seiring dengan menguatnya dolar AS dan Uni Eropa yang mengumumkan tarif tinggi antara 17% hingga 30% untuk impor komponen mobil listrik china.

Mereka menjelaskan jika Uni Eropa mewakili pasar utama bagi produsen kendaraan listrik China. Sementara itu bukan tidak mungkin China akan mengumumkan tindakan balasan dalam perang dagang ini.

Adapun dari Indonesia, data neraca dagang dan keputusan Bank Indonesia dalam suku bunga akan menjadi perhatian pasar. Pelaku pasar akan memantau pertumbuhan ekspor impor di Indonesia.

“Baru keesokan harinya para pelaku pasar di Indonesia akan menyoroti keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga yang saat ini berada di level 6,25%,” kata tim analis, dikutip Rabu (19/6/2024).

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia akan memutuskan tingkat suku bunga pada pertemuan Rabu-Kamis, 19-20 Juni 2024.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan nilai tukar rupiah berkisar antara Rp15.900 - Rp16.300 per dolar AS pada akhir tahun 2024. Meski demikian, Josua justru mempertahankan perkiraan bahwa BI akan mempertahankan BI rate di level 6,25% hingga akhir 2024.

Lebih lanjut, Josua melihat bahwa Bank Indonesia akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas dengan menjaga spread positif dari instrumen keuangan domestik Indonesia, oleh karena itu BI baru akan menurunkan suku bunga setelah The Fed menurunkan FFR terlebih dahulu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper