Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT UBC Medical Indonesia Tbk. (LABS) berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan menawarkan harga sebesar Rp100 hingga Rp105 per saham.
Berdasarkan prospektus, emiten yang akan menggunakan kode LABS ini akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 700 juta saham biasa dengan nominal sebesar Rp20 per saham. Saham tersebut mewakili 17,72% saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Harga yang ditawarkan adalah sebesar Rp100 hingga Rp105 per saham. Alhasil dana segar yang berpotensi diraup LABS adalah sebesar Rp73,50 miliar.
Adapun, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perseroan.
Antara lain untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya, dan pelunasan hutang usaha kepada pemasok.
Sebagai informasi, UBC Medical Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp2,18 miliar per Desember 2023 atau turun dari periode yang sama pada 2022 sebesar Rp2,83 miliar.
Baca Juga
Adapun, penjualan LABS tercatat Rp136,69 miliar, tumbuh dari posisi yang sama di 2022 sebesar Rp93,29 miliar.
Pemegang saham LABS sebelum IPO adalah, PT Optel Investama Mulia sebesar 87,98% saham, Budi Hariadi 4%% saham, Silvia 4% saham, David Tandris 4% saham dan PT Inodia menggenggam 0,02% saham.
LABS menunjuk Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Rencananya, saham LABS akan dicatatkan di Bursa Efek Pada 8 Juli mendatang, dengan masa penawaran awal pada 19 hingga 26 Juni 2024. Kemudian masa penawaran umum pada 2 hingga 4 Juli 2024.
UBC Medical Indonesia didirikan pada 2014 berdasarkan Akta Pendirian No. 1 tanggal 4 Juni 2014. Kegiatan utama perseroan adalah jual beli alat laboratorium, alat Farmasi Dan alat Kedokteran Untuk Manusia, yang mencakup usaha perdagangan besar alat laboratorium, alat farmasi dan alat kedokteran untuk manusia.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.