Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini akan dipengaruhi keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Juni 2024 terkait kebijakan suku bunga acuan atau BI rate.
Adapun pada hari ini, Selasa (18/6/2024) pasar saham di kawasan Asia pasifik terpantau bergairah mengikuti saham-saham AS (Wall Street) yang menembus rekor tertinggi. Bursa Asia pun kompak menghijau pada sore ini.
Indeks Nikkei 225 di Tokyo menguat 1% ke level 38.482,1, disusul Shanghai Composite Index (SSEC) yang naik 0,48% ke 3.030,25. Berikutnya, Hang Seng Index (HSI) Hong Kong menguat 0,06% ke 17.946,41. Diikuti Straits Times Index (STI) Singapura naik 0,22%.
Pada saat bersamaan, indeks utama Wall Street kembali mencatatkan rekor tertinggi. Misalnya, S&P 500 naik 0,77% mencapai 5.473,23. Indeks Dow Jones juga menguat 0,49% menjadi 38.778,1, dan komposit Nasdaq melonjak 0,95% menjadi 17.857,01.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan sentimen yang mempengaruhi IHSG meliputi hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dan pernyataan kebijakan The Fed ke depannya.
"Pelaku pasar menunggu keputusan BI terkait suku bunga acuan dan memantau pidato terbaru Kepala The Fed Jerome Powell," ujar Reza kepada Bisnis, Selasa (18/6/2024).
Baca Juga
Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pekan lalu memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%. Bank Sentral AS itu pun memberikan isyarat hanya sekali memangkas suku bunga tahun ini.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada pekan ini IHSG diprediksi menguji level support di 6.562-6.639, sedangkan level resisten di kisaran 6.823-6.984.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menambahkan, BI Rate diperkirakan masih akan dipertahankan di level 6,25%. Selain itu juga akan dinantikan keputusan suku bunga Bank of England (BoE) dan tingkat inflasi Inggris yang berpotensi menjadi penggerak pasar pada pekan ini.
"Untuk saham sendiri tampaknya bilamana BI Rate tetap dipertahankan di level 6,25% efeknya paling tidak cukup netral bagi saham-saham perbankan yang saat ini masih diterpa tekanan jual," katanya kepada Bisnis.
Mirae Asset Sekuritas memprediksi pada pekan depan level support IHSG di 6.713 dan 6.663, sementara untuk resistance di level 6.783 dan 6.827. Alhasil, Adityo menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu sembari menunggu tekanan jual di pasar mulai mereda.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (14/6/2024), IHSG parkir melemah 1,42% atau 96,73 poin ke level 6.734,83. Angka tersebut merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan, karena IHSG anjlok 7,40% secara year-to-date (YtD).
Saham perbankan jumbo pun kompak melemah pada akhir pekan, yakni BBNI terkoreksi 3,79% ke Rp4.310, disusul BBRI turun 3,02% ke Rp4.180 per saham. Berikutnya, BMRI melemah 2,13% ke Rp5.750, sedangkan BBCA stagnan di level Rp9.200 per saham.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.