Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) masih mengandalkan televisi sebagai saluran untuk memacu iklan dan promosi sepanjang 2024.
MYOR telah menggelontorkan Rp706,54 miliar untuk belanja iklan dan promosi pada kuartal I/2024, turun 8,53% year-on-year (YoY). Meski demikian, jumlah ini tetap menjadi salah satu yang terbesar dibandingkan emiten konsumer lainnya.
Belanja iklan dan promosi Mayora hanya kalah dari PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang telah mengucurkan Rp912,01 miliar sampai dengan kuartal pertama tahun ini.
Direktur Mayora Indah Ricky Afrianto Gunadi mengatakan alokasi belanja iklan perseroan tidak mengalami perubahan dari tahun lalu, atau tetap mempertahankan rasio sebesar 9% - 11%.
Seiring dengan perencanaan tersebut, dia menyatakan bahwa alokasi belanja iklan dan promosi perseroan akan tetap menyasar saluran media konvensional seperti televisi.
“Dari saluran untuk melakukan komunikasi kepada konsumen, tidak bisa dipungkiri televisi masih merupakan sesuatu faktor yang sangat penting. Jadi, tradisional media masih kami laksanakan,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga
Di sisi lain, Ricky mengatakan perseroan turut menyoroti perkembangan media sosial saat ini. Oleh karena itu, beberapa merek MYOR menggunakan layanan digital sebagai saluran iklan.
Pada tahun ini, manajemen MYOR memproyeksikan laba bersih tumbuh 7,2% year-on-year (YoY menjadi Rp3,47 triliun. Adapun kinerja penjualan meningkat 8,9% YoY ke Rp34,28 triliun, dengan laba kotor tembus Rp8,67 triliun atau naik 3,2% YoY.
Sampai dengan April lalu, perseroan telah mengakumulasikan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun. Perolehan tersebut meningkat 49,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih perseroan didorong oleh kinerja penjualan yang meningkat 5,8% YoY menjadi Rp10,83 triliun. Pada saat bersamaan, produsen merek Kopiko dan Beng Beng ini meraup laba kotor senilai Rp2,96 triliun atau naik 6,3% YoY.
Sementara itu, laba usaha tercatat mencapai Rp1,36 triliun pada Januari-April 2024. Perolehan tersebut meningkat 2,6% secara tahunan dibandingkan periode tahun lalu.
------------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.