Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing melakukan outflow atau aksi jual sebesar Rp6,17 triliun sejak awal tahun sampai akhir Mei 2024. Analis melihat terdapat kesempatan bagi investor untuk masuk ke beberapa saham tertentu saat asing melakukan outflow.
Community Lead Indo Premier Sekuritas Angga Septianus menjelaskan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan asing keluar masif di IHSG, terutama saham-saham perbankan. Faktor tersebut seperti rupiah yang kembali melemah di atas Rp16.200.
Selain itu, outflow asing menurut Angga juga disebabkan oleh potensi inflasi yang belum bisa turun ke angka 2% yang mengurangi probabilitas penurunan suku bunga tahun ini, serta kondisi geopolitik Timur Tengah yang semakin memburuk.
“Dihadapkan pada arus keluar modal asing dari IHSG, memilih saham-saham defensif dengan kinerja yang membaik bisa menjadi strategi yang baik. Saham-saham defensif cenderung lebih stabil dalam kondisi pasar yang bergejolak,” kata Angga, Senin (3/6/2024).
Menurut Angga, salah satu saham yang dapat dicermati di tengah outflow asing adalah UNVR, karena emiten ini memiliki tren positif dalam struktur teknikalnya. Menurutnya, UNVR dapat menjadi pilihan saham yang cukup stabil di tengah kondisi pasar yang cenderung memilih sektor yang lebih bertahan lama.
“Ketika ada arus keluar modal asing, beralih ke sektor konsumen yang lebih defensif, seperti UNVR, bisa menjadi strategi yang cerdas. Selain itu, UNVR juga mencatat peningkatan kinerja selama kuartal pertama, yang menambah daya tariknya sebagai pilihan trading,” ujarnya.
Baca Juga
Indo Premier Sekuritas memberikan rekomendasi buy on pullback terhadap saham UNVR, dengan support di Rp2.910 dan resistance di Rp3.230 per saham.
Selain UNVR, Indo Premier Sekuritas juga memberikan rekomendasi buy untuk JPFA dengan support di Rp1.335 dan resistance di Rp1.435. Menurut Angga, sentimen terhadap saham JPFA datang dari potensi kenaikan kinerja di kuartal II/2024 berkat sentimen Hari Raya Idul Fitri dan melemahnya harga jagung sebagai bahan baku.
"Kembali melemahnya harga komoditas jagung akan meringankan beban bahan baku," tuturnya.
Emiten lain yang juga menurutnya dapat dicermati adalah ARTO dengan rekomendasi buy, dengan support pada Rp2.320 dan resistance di Rp2.530 per saham.
Menurut Angga, ARTO mengalami lonjakan volume disertai aksi beli investor asing. Dia melihat aksi beli investor asing saat rebalancing MSCI pada 31 Mei kemarin menjadi penopang harga ARTO.
Adapun untuk pekan ini, Angga mengimbau para trader untuk memerhatikan 2 sentimen lain yakni hasil pertemuan OPEC dan inflasi Indonesia.
Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, diundur satu hari menjadi 2 Juni dan akan diadakan secara online. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh OPEC pada Jumat lalu.
"Para produsen akan mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini, dengan tiga sumber dari negara-negara OPEC+ mengatakan kemungkinan perpanjangan tersebut," jelas Angga.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sementara itu, terkait sentimen inflasi Indonesia, sejumlah ekonom memperkirakan inflasi Mei 2024 akan melandai, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Konsumsi masyarakat sudah tidak lagi di titik puncak seperti periode Ramadan-Idul Fitri. Saat ini sudah normalisasi.