Bisnis.com, JAKARTA – PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) mencatatkan adanya kenaikan beban usaha sepanjang 2023 sebesar 43,79% menjadi senilai Rp7,33 triliun, seiring dengan melambungnya harga avtur dan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah.
Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga menuturkan beban usaha perseroan naik sebesar 43,79% atau sebesar Rp2,23 triliun dibandingkan dengan pada 2022 senilai Rp5,10 triliun.
Secara operasional, pada 2023 CMPP mengalami kerugian sebesar Rp702,62 miliar atau mencapai total kerugian Rp1,08 triliun, setelah ditambah dengan beban keuangan dan pajak yang dicatatkan perusahaan.
Peningkatan beban usaha, lanjutnya, terutama disebabkan naiknya biaya bahan bakar seiring dengan peningkatan harga avtur dan depresiasi nilai tukar rupiah.
“Penambahan jumlah pesawat terbang untuk memenuhi naiknya permintaan juga berpengaruh terhadap kenaikan penggunaan bahan bakar,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (30/5/2024).
AirAsia Indonesia telah mencatatkan realisasi peningkatan pendapatan sebesar 75,24% year-on-year (yoy) menjadi Rp 6,62 triliun pada periode tahunan keuangan penuh yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Baca Juga
Meski demikian, Veranita meyakini industri penerbangan telah pulih dari pandemi Covid-19, seluruh industri penerbangan tanah air pun mulai menggeliat bangkit dari keterpurukan. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan yang signifikan sepanjang tahun 2023.
Peningkatan ini didukung dengan 24 pesawat yang beroperasi selama tahun 2023. Selain itu, Indonesia AirAsia juga mencatatkan kenaikan tingkat keterisian penumpang (load factor) menjadi 85% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 79%.
Jumlah penumpang tercatat meningkat 90,27% mencapai 6,18 juta penumpang dari 3,24 juta penumpang pada 2022.
Veranita menambahkan per April 2024, AirAsia Indonesia juga telah melayani 33 rute, termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional yang mencakup rute di kawasan Asean maupun Australia.
Sehingga membantu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas perjalanan udara dan mempermudah penumpang untuk bepergian ke berbagai destinasi dengan harga yang terjangkau.
Sisi lain, berdasarkan laporan aset AAID/CMPP di tahun 2023 tercatat sebesar Rp6,12 triliun, tumbuh 14,17%, sementara liabilitas AAID/CMPP mencapai Rp 14,02 triliun, naik 15,17% year-on-year (yoy).