Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Usaha AirAsia (CMPP) Melambung Akibat Harga Avtur & Depresiasi Rupiah

PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) mencatatkan adanya kenaikan beban usaha seiring dengan melambungnya harga avtur dan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi resmi melepas dua penerbangan perdana yaitu maskapai AirAsia rute Kertajati-Denpasar keberangkatan pukul 08.15 WIB dan penerbangan maskapai Super Air Jet rute Kertajati-Medan keberangkatan pukul 08.30 WIB.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi resmi melepas dua penerbangan perdana yaitu maskapai AirAsia rute Kertajati-Denpasar keberangkatan pukul 08.15 WIB dan penerbangan maskapai Super Air Jet rute Kertajati-Medan keberangkatan pukul 08.30 WIB.

Bisnis.com, JAKARTA – PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) mencatatkan adanya kenaikan beban usaha sepanjang 2023 sebesar 43,79% menjadi senilai Rp7,33 triliun, seiring dengan melambungnya harga avtur dan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah.

Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga menuturkan beban usaha perseroan naik sebesar 43,79% atau sebesar Rp2,23 triliun dibandingkan dengan pada 2022 senilai Rp5,10 triliun.

Secara operasional, pada 2023 CMPP mengalami kerugian sebesar Rp702,62 miliar atau mencapai total kerugian Rp1,08 triliun, setelah ditambah dengan beban keuangan dan pajak yang dicatatkan perusahaan.

Peningkatan beban usaha, lanjutnya, terutama disebabkan naiknya biaya bahan bakar seiring dengan peningkatan harga avtur dan depresiasi nilai tukar rupiah.

“Penambahan jumlah pesawat terbang untuk memenuhi naiknya permintaan juga berpengaruh terhadap kenaikan penggunaan bahan bakar,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (30/5/2024).

AirAsia Indonesia telah mencatatkan realisasi peningkatan pendapatan sebesar 75,24% year-on-year (yoy) menjadi Rp 6,62 triliun pada periode tahunan keuangan penuh yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Meski demikian, Veranita meyakini industri penerbangan telah pulih dari pandemi Covid-19, seluruh industri penerbangan tanah air pun mulai menggeliat bangkit dari keterpurukan. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan yang signifikan sepanjang tahun 2023.

Peningkatan ini didukung dengan 24 pesawat yang beroperasi selama tahun 2023. Selain itu, Indonesia AirAsia juga mencatatkan kenaikan tingkat keterisian penumpang (load factor) menjadi 85% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 79%.

Jumlah penumpang tercatat meningkat 90,27% mencapai 6,18 juta penumpang dari 3,24 juta penumpang pada 2022.

Veranita menambahkan per April 2024, AirAsia Indonesia juga telah melayani 33 rute, termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional yang mencakup rute di kawasan Asean maupun Australia.

Sehingga membantu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas perjalanan udara dan mempermudah penumpang untuk bepergian ke berbagai destinasi dengan harga yang terjangkau.

Sisi lain, berdasarkan laporan aset AAID/CMPP di tahun 2023 tercatat sebesar Rp6,12 triliun, tumbuh 14,17%, sementara liabilitas AAID/CMPP mencapai Rp 14,02 triliun, naik 15,17% year-on-year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper