Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) memutuskan dividen lebih besar dari laba tahun buku 2023 dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang diadakan pada Rabu (29/5/2024).
Direktur utama NICL Ruddy Tjanaka mengatakan perseroan berhasil membukukan laba neto Rp27,13 miliar pada 2023. Dengan memperhatikan keuangan perseroan, direksi mengusulkan dalam RUPS untuk menetapkan pembagian dividen Rp37,22 miliar atau setara Rp3,5 per lembar saham.
"Perseroan menetapkan dividen yang akan dibagikan tunai senilai Rp37,22 miliar dalam RUPST 2023, yang juga berasal dari saldo laba pada 2022 sebesar Rp82,85 miliar. Setiap pemegang saham berhak memperoleh dividen tunai Rp3,5 per lembar saham," jelas Ruddy Tjanaka dalam Paparan Publik NICL secara daring, Rabu (29/5/2024).
Selanjutnya, Rp5 miliar dari saldo laba akan disisihkan dan dibukukan sebagai dana cadangan. Sisanya sejumlah Rp40,63 miliar dimasukkan dan dibukukan sebagai saldo laba perseroan.
PAM Mineral termasuk emiten yang kerap secara rutin membagikan dividen kepada pemegang saham. Sebelumnya NICL telah membagikan dividen interim Rp4 per lembar saham atau Rp42,54 miliar pada Desember 2023.
Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keungan Nomor 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, maka dalam RUPS NICL melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO).
Baca Juga
Menurut Ruddy Tjanaka dari IPO, perseroan berhasil meraup dana Rp200 miliar yang dikurangi biaya penawaran umum perdana saham Rp4,86 miliar sehingga dana bersih sebesar Rp195,13 miliar. Per tanggal 5 Januari 2024, realisasi penggunaan dana yang telah digunakan untuk belanja modal Rp71,38 miliar dan modal kerja Rp123,75 miliar.
"Dengan demikian hasil penawaran umum saham perdana telah digunakan sebesar 100%," imbuh Ruddy Tjanaka.