Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat menuju posisi 7.234,47 pada perdagangan Senin (27/5/2024). Dari saham berkapitalisasi jumbo, saham AMMN terpantau melesat dan masuk jajaran top gainers.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG meningkat 0,17% atau 12,08 poin ke 7.234,47. IHSG dibuka pada 7.222,79 dan sempat menyentuh ke level tertinggi 7.256,18.
Tercatat, sebanyak 169 saham menguat, 171 saham melemah, dan 233 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp11.842,05 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) memimpin lewat kenaikan 13,51% menuju level Rp11.975. Kenaikan ini juga membuat AMMN masuk dalam jajaran top gainers.
Selain itu, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) juga menguat 2,94% ke Rp3.150 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) naik 0,28% menuju Rp9.100.
Di sisi lain, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melemah 2,04% dan bercokol di level Rp2.880. Penurunan tersebut juga diikuti oleh saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang membukukan penurunan 1,06% menuju Rp9.325.
Baca Juga
Adapun saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turut melemah 0,83% ke level Rp6.000 dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) turun 0,64% ke Rp4.680.
Pada hari ini, IHSG diperkirakan rawan mengalami pullback atau penurunan sementara. Di tengah proyeksi ini, investor dapat mencermati saham ICBP, INDF, UNVR, JSMR dan PGAS.
Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan bahwa dalam risalah terbaru, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed kembali menegaskan target inflasi pada level 2% secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Menyikapi risalah tersebut, CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan terhadap peluang dipertahankannya suku bunga acuan di level 5,25% – 5,5% pada September 2024 menjadi 49,3%. Adapun peluang pemangkasan 25 bps tersisa 45,7% untuk periode yang sama.
Kendati demikian, Nasdaq berhasil reli karena ditopang kinerja saham Nvidia selama sepekan terakhir. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) justru mencatatkan pelemahan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir.
Alrich menyampaikan bahwa merespons sentimen yang ada, nilai tukar rupiah kemungkinan besar akan melemah secara signifikan pada awal perdagangan pekan depan.
“Kondisi tersebut diperkirakan bersamaan dengan proyeksi capital outflow pada periode yang sama. Dengan demikian, IHSG rawan pullback di awal pekan. Support terdekat saat ini berada di kisaran 7.150,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (26/6/2024).
Dia memaparkan bahwa pekan ini pasar diwarnai dengan data-dara ekonomi eksternal, termasuk pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I/2024 yang diperkirakan melambat ke 1,5% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dari posisi 3,4% QoQ pada kuartal IV/2023.
Selain dari Negeri Paman Sam, Jerman juga dijadwalkan merilis data inflasi yang diperkirakan meningkat menuju level 2,4% YoY pada Mei 2024 dari posisi 2,2% per April 2024.
“Kondisi ini dapat merubah pandangan pasar terhadap timeframe pemangkasan suku bunga acuan ECB [European Central Bank]. Pasar Inggris dan AS libur di Senin,” pungkasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.